Senin, 01 Agustus 2011

Perilaku Agonistik Ikan Cupang Adu (Betta spendens)

Perilaku agonistik adalah perilaku yang berhubungan dengan konflik, termasuk berkelahi (fighting), melarikan diri (escaping), dan diam (freezing) (Lehner, 1996). Perilaku agonistik meliputi pula beragam ancaman atau perkelahian yang terjadi antar individu dalam suatu populasi (Campbell et al, 2003). Perilaku agonistik berkaitan erat dengan agresivitas, yaitu kecenderungan untuk melakukan serangan atau perkelahian (Scott, 1958). Bentuk-bentuk perilaku tersebut dapat berupa postur tubuh maupun gerakan yang diperlihatkan oleh individu pemenang maupun individu yang kalah dalam kontes perkelahian (Kikkawa & Thorne, 1974).
Perilaku agonistik merupakan salah satu bentuk konflik yang menunjukkan perilaku atau postur tubuh atau penampilan yang khas (display) yang melibatkan mengancam (threat), perkelahian (fighting), melarikan diri (escaping), dan diam (freezing) antarindividu dalam populasi atau antarpopulasi. Invidu yang aggressive dan mampu menguasai arena perkelahian (teritori) akan memunculkan individu yang kuat (dominan) dan lemah (submissive/ subordinat). PopulasiUntuk mengetahui perilaku agonistik ini digunakanlah ikan cupang adu sebagai hewan uji. Cupang adu (Betta splendens) merupakan jenis ikan laga; individu jantan dapat sangat agresiv terhadap jantan lainnya dalam sebuah arena bertarung. Dengan adanya akuarium sebagai media bertarung, maka diharapkan dapat dengan mudah diamati perilaku agonistik diantara ikan cupang jantan.
Ikan cupang adu (Betta spendens) merupakan anggota dari famili Anabantidae. Anabantidae merupakan satu-satunya famili yang mencakup seluruh ikan berlabirin. Betta splendens memiliki tubuh yang lonjong dengan bagian depan sedikit membulat dan memipih pada bagian belakang. Mulutnya dapat disembulkan dengan lubang mulut terletak serong pada bagian depan kepala. Badan dan kepala bersisik kasar. Ikan betina berwarna kusam, tetapi ikan jantan mempunyai warna metalik yang mengkilat. Ikan cupang jantan maupun betina memiliki sisik gurat sisi berjumlah 29-33 keping (Djuhanda, 1981).
Baik secara instinktif maupun perilaku terlatih, B. splendens memiliki karakteristik respons agresiv. Dalam suhu air kira-kira antara 24-29oC, ikan cupang secara normal merupakan ikan yang berperikau sangat aktif. Beberapa perilku agonistic cupang yang diketahui antara lain :
• Approach (Ap) : mendekat, berenang cepat kemudian berhenti di dekat bayangannya / ikan lain
• Bite : menggigit lawan
• Chase (Ch) : mengejar lawan yang melarikan diri
• Frontal threat (FT) : mengancam dari depan dengan membuka operculum, dagu direndahkan dan melebarkan sirip dada saat berhadapan dengan lawan
• Side Threat (ST) : mengancam dari pinggir dengan membuka operculum, dagu direndahkan kea rah lawan dan semua sirip dikembangkan
• Mouth to mouth contact (MC) : Kontak mulut ke mulut yaitu dua individu akan saling mendorong, menarik, dan mencengkram dengan mulut
• Flight (Fl) : melarikan diri
• Tail flagging (TF) : mengibaskan ekor
• Circle (Cl) : bergerak memutar arah setelah mendekati lawan
• Explore (Ex) : menjelajah area tanpa arah yang jelas


sumber :
Kikkawa, J. & M. J. Thorne. 1974. The Behaviour of Animals. John Murray (Publishers) LTD. London.
Djuhanda, T. 1981. Dunia Ikan. Penerbit Armico. Bandung