Rabu, 19 Desember 2012

Ikan Patin Raksasa Gemparkan Palembang

Seekor ikan patin (Pangasius hypothalmus) raksasa seberat 43 kg dengan panjang sekitar 1,3 meter berhasil ditangkap nelayan di Sungai Musi. Patin yang umurnya diperkirakan sekitar delapan tahun itu dijual pedagang ikan di Pasar Cinde seharga Rp 2,3 juta. Ukuran ikan itu memang ekstrabesar, hampir sama tinggi dengan anak usia lima tahun. Lebar tubuh mencapai 40 cm. Perutnya mengelembung berisi telur sekitar 3 kg. Warnanya putih dan belang hitam di bagian punggung, terasa kenyal saat dipegang. Dapat dibayangkan, untuk seokor patin ukuran 1 kg biasanya habis oleh tiga orang sekali makan. Berarti, ikan raksasa ini cukup untuk lauk makan 130 orang. Ikan tersebut tergolek di atas lapak milik Heri (43) dan adiknya, Fendi (40), pedagang ikan di Pasar Cinde, Jumat (31/10). Namun, karena tidak ada yang sanggup membelinya, dimasukkan ke dalam kardus ukuran televisi 21 inch berisi bongkahan batu es. Keduanya kesulitan mengangkatnya. Menurut Heri, selama lebih dari 20 tahun berdagang ikan di Pasar Cinde, baru kali ini ia mendapat ikan patin sungai seberat 43 kilogram. Ia mendapatkannya dari Yanto, seorang pengumpul ikan dari nelayan di kawasan Sungai Lais, sekitar pukul 08.00. Ikan patin itu masih hidup saat dibawa ke pasar. Awalnya Yanto menawarkannya kepada Zairul, pedagang ikan lainnya. Namun, Zairul tidak sanggup membelinya karena Yanto menetapkan harga Rp 40.000 per kg atau sekitar Rp 1,6 juta. "Kalau patin 30 kg itu biasa, kadang dapat kita. Namun, kalau sebesar anak SMP seperti ini baru luar biasa," kata Heri. Kehadiran ikan raksasa di lapak dua bersaudara ini sempat mengundang perhatian warga, bahkan sesama pedagang ikan pun sempat dibuat takjub. Memang ikan sebesar ini merupakan pemandangan yang tidak lazim. "Ikan sebesar ini bukan dimakan buaya, tapi dia yang makan buaya," kata seorang pria yang mengamati patin itu dari dekat. Sumiati (47), seorang pegawai yang belanja ikan di Cinde mengaku kaget melihat ikan itu. Seumur hidupnya baru kali ini ia melihat ikan patin sebesar itu. "Tidak kuat mengambilnya, apalagi makannya. Mungkin untuk sedekahan makan 100 orang, ikan itu dak bakal habis," katanya. Banyak warga yang mengambil gambar ikan raksasa itu menggunakan ponsel. Ada juga yang penasaran dan memencet tubuh ikan itu. Beberapa warga tertarik dan menanyakan harganya, tetapi urung karena Heri menyebut Rp 55.000 per kg. Heri menolak ikan itu dipotong-potong. Karena kemarin tidak ada yang sanggup membelinya, ikan itu akan dijual ke Pekanbaru. "Kami bakal dapat untung besar karena harga ikan ini bisa sampai Rp 55.000 per kilo," ujar Heri. Menurut dia, semakin besar ukuran ikan patin sungai, akan semakin mahal pula harganya. Harga ikan patin liar di bawah 5 kg dipatok Rp 40.000, tetapi kalau lebih, akan mencapai Rp 50.000- Rp 55.000 per kilo. Ikan patin sungai juga lebih mahal dari ikan patin tambak yang harganya berkisar Rp 30.000 per kilo. Heri dan Fendi mengakui, meski tidak ada yang sanggup membelinya, ikan itu mendatangkan keuntungan lain. Sejak pagi ikan yang dipajang itu seperti menarik pembeli untuk singgah dan membeli ikan jenis lain di lapaknya. Dihubungi terpisah, Yanto, pengumpul ikan yang menjual patin itu kepada Heri, mengatakan, patin raksasa seperti itu tergolong langka. Umurnya diperkirakan sekitar 7 atau 8 tahun. "Biasanya dagingnya lebih gurih dan gemuk. Cobalah kamu pasti merasakan bedanya, enak," katanya. (Aang/Wira) sumber : Sriwijaya Pos

KKP PERKUAT TIGA FAKTOR PENUNJANG DI DALAM INDUSTRIALISASI PERIKANAN TANGKAP

KKP NEWS|| Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Heryanto Marwoto mengatakan, setidaknya ada tiga faktor penunjang yang menjadi perhatian KKP sebagai mesin penggerak industrialisasi perikanan tangkap agar berjalan secara optimal. “ Ketiga fasilitas penunjang tersebut yakni, restrukturisasi armada perikanan tangkap, perbaikan pelayanan pelabuhan perikanan serta pangkalan pendaratan ikan (PPI),” jelas Marwoto di Jakarta, Sabtu (10/11). Menurut Marwoto, pengembangan sarana dan prasarana penunjang perikanan tangkap bertujuan untuk mendukung peningkatan produksi perikanan secara terpadu dan bersinergi dengan kegiatan penangkapan serta unit pengolahan di darat yang berorientasi pasar domestik dan luar negeri. “Sarana dan prasarana penunjang hal tersebut kita perlu siapkan secara baik agar dapat mengundang perhatian para investor untuk menanamkan investasinya di sektor perikanan tangkap yang berujung pada meningkatnya pertumbuhan perekonomian masyarakat perikanan,” jelasnya. Tercatat untuk pengadaan kapal berbobot mati 10-30 GT, KKP telah berhasil menyalurkan kapal Inka Mina di 13 Provinsi sebanyak 69 unit kapal. Sementara s/d bulan Oktober terhitung sebanyak 245 unit kapal yang berada di dalam tahap pembangunan yang berkisar 98 persen. Sedangkan untuk mereduksi penggunaan jatah subsisdi BBM KKP telah menyiapkan converter untuk penggunaan tabung gas elpiji biasa sebanyak 130 tabung gas di PPI Lekok Pasuruan dan PPI Muara Angke. Terkait perbaikan dan penataan system pengelolaan dan pelayanan pelabuhan perikanan, KKP melalui DJPT berupaya meningkatkan pelayanan terhadap BBM, air bersih, es, dan pelayanan kebutuhan dan kegiatan perikanan laiinya di 816 unit pelabuhan perikanan. Di samping itu, KKP berhasil mencatatkan peningkatan dalam pelayanan terpadu dan satu atap didalam Pelabuhan Perikanan dengan system dan entry data sertifikasi hasil tangkapan ikan (SHTI) secara terintegrasi meliputi, SHTI, Logbook server, perijinan, registrasi kp, RFMOs, dan VMS. Dari total 816 pelabuhan perikanan tersebut sebanyak 23 unit yakni 6 PPS, 14 PPN, 3 PPP dikelola oleh pusat. Sedangkan sisanya sebanyak 793 unit dikelola oleh daerah serta 2 unit dikembangkan oleh swasta. KKP terus melakukan langkah pembinaan dan pengaturan pengelolaan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). Terhitung pada 2012, KKP telah menetapkan 26 lokasi sebagai tempat pendaratan ikan. PPI merupakan suatu wadah yang dapat menunjang pembangunan dan pengembangan ikan yang lebih baik. “ keberadaan PPI ini dapat menunjang masyarakat nelayan sehingga mereka mau mendaratkan ikan hasil tangkapan yang kemudian akan dilelang, sehingga para nelayan bisa memperoleh harga ikan yang wajar,” jelasnya. Selain fasilitas penunjang tersebut tersebut, marwoto menambahkan, perlu disiapkannya dukungan berupa regulasi yang berpihak kepada para pelaku usaha. “Dengan dukungan regulasi yang baik maka diharapkan dapat mendatangkan para investor untuk menanamkan investasinya di sektor perikanan,” tuturnya. Sementara untuk pengembangan industrialisasi Kawasan Timur Indonesia, Marwoto mengakui pengembangannya cenderung lebih spesifik, lantaran jumlah industri pengolahan yang bergerak di perikanan terbilang kurang memadai. Hal inilah yang menyebabkan membanjirnya hasil tangkapan ikan dari nelayan, karena masih terbatasnya pembeli. Beranjak dari hal tersebut KKP telah menyiasati dengan menyiapkan program Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) secara terintegrasi sehingga distribusi ikan ke sentra-sentra pasar di wilayah barat dapat berjalan. Kendati demikian menurutnya, SLIN secara terintegrasi tidaklah cukup, ia mengusulkan perlu dibangunnya sebuah infrastruktur penyangga berupa gudang penyimpanan ikan (buffer stock ikan) nasional. NELAYAN SEMAKIN DIPERHATIKAN KKP menaruh perhatian besar terhadap pengentasan kemiskinan di wilayah pesisir dan sentra-sentra perikanan. Hal ini ditandai dengan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP) Perikanan Tangkap. Terdapat sekitar 3700 Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang berhak menerima bantuan PUMP di 33 provinsi dan 288 kabupaten/kota. Adapun bantuan langsung yang sudah cair tercatat sebanyak 2.856 KUB. PUMP Perikanan Tangkap merupakan salah satu pola pembangunan perikanan tangkap untuk penanggulangan kemiskinan nelayan, meningkatkan daya saing dan nilai tambah yang diarahkan bagi pengembangan perikanan tangkap dengan berbasis perdesaan. “ PUMP bertujuan untuk mendorong peningkatan produksi, menumbuhkan wirausaha dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan di pedesaan,” jelasnya. Di sisi lain, sebanyak 208.068 kartu nelayan telah dibagikan di 33 provinsi. Kartu nelayan bermanfaat untuk mendata jumlah pasti nelayan, untuk memetakan jatah kiriman bahan bakar solar untuk nelayan serta bermanfaat untuk penyaluran bantuan alat tangkap maupun kapal. Sebagai informasi kartu nelayan sangat bermanfaat bagi nelayan, karena melalui kartu ini nelayan bisa mendapatkan subsisdi BBM, bantuan kesehatan serta bantuan social lainnya. Sementara untuk sertifikasi hak atas tanah bagi nelayan sampai dengan oktober 2012 sebanyak 3000 sertifikat dengan 15.470 bidang tanah pada 8 provinsi. Sumber : Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan Gedung Mina Bahari I lantai 3A JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat 10110 budidaya ikan

Perawatan Arwana

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memelihara ikan arwana adalah kondisi air, wadah/media peliharaan, pakan, peralatan. 1. Kondisi Air Air yang dapat digunakan untuk memelihara ikan arwana bisa menggunakan air sumur, air ledeng. Agar ikan arwana tidak stress air yang akan digunakan hendaknya disimpan/didiamkan selama semalam. 2. Wadah Pemeliharaan Ikan Wadah Pemeliharaan ikan dapat menggunakan akuarium, akuarium yang akan digunakan harus bersih bebas dari kotoran dan lumut yang menempel. ukuran akuarium harus panjang dan lebar biasanya panjang akuarium 1- 1,5 m dan lebar 50 - 75 cm 3. Pakan Arwana senang bila diberi pakan hidup seperti ikan, udang, jangkrik, kodok. pakan yang digunakan harus bersih jangan membawa bibit penyakit. pakan yang diberikan harus disesuaikan dengan lebar bukaan mulut ikan arwana 4. Peralatan Pompa Air : Untuk mensuplai oksigen, sebagai sistem sirkulasi agar air tetap jernih. Aerator : untuk mensuplai oksigen Heater : Menstabilkan suhu Sumber : budidaya ikan

Cara Membuat Keramba Jaring Apung

Di bawah ini akan dijelaskan bagaimana cara membuat keramba jaring apung, adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah : 1. Membuat kerangka bambu dengan diameter 12 - 15 cm. bambu yang dipakai adalah bambu yang telah tua agar awet dan tahan lama bisa juga menggunakan pipa besi berdiameter 4,2 cm dan tebal 2 mm. mengenai bentuk dan ukuran kerangka sesuai dg yg dikehendaki, bisa berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar 2. agar bambu dapat tersusun menjadi kerangka maka bambu perlu diikat dengan menggunakan tali ijuk, tali plastik atau tali kawat.tali yang digunakan berdiameter 0,5 cm. apabila kerangka yang terbuat dari pipa besi bisa diikat dengan plat yang dibaut 3. pasang pelapung bisa terbuat dari drum plastik atau besi . bisa juga menggunakan ban dalam bekas Drum yang dipakai adalah drum yang bervolume 200 liter karamba jaring apung berukuraan 6 x 6 m memerlukan 8 pelampung. Pelampung diikat kuat - kuat pada rakit dengan tali atau pengunci lain sehingga tidak terlepas. 4. Pasang jangkar atau pemberat pada setiap sudut rakit untuk menstabilkan posisi rakit di perairan 5. untuk tali jangkar dapat menggunakan tali yang berdiameter 2 cm sebagai peberat bisa menggunakan cor semen. 6. kemudian pasang jaring polietilen D12 denggan mata jaring 1 inchi pada kerangka yg telah dipasang dengan diikat Tali atau kawat.setiap sudut bagian bawah jaring dipasang pemberat agar jaring bisa terentang di dalam air 7 jaring dengan mata jaring 2 inchi dipasang pd permukaan air agar ikan tidak meloncat budidaya ikan

PEMELIHARAAN BENIH IKAN GURAME DI AKUARIUM SAMPAI UKURAN 8 - 15 cm

Ikan gurame merupakan jenis ikan air tawar yang banyak diminati untuk dijadikan konsumsi sebagai teman nasi. jenis ikan ini mempunyai ukuran tubuh yang besar dan mempunyai daging yang tebal, selain itu rasa dari daging gurame juga gurih dan nikmat. dengan kelebihan yang dimiliki ikan gurame, maka banyak orang yang berusaha untuk membudidayakannya. salah satu cara membudidayakan ikan ini yaitu memeliharanya di akuarium, tentunya untuk memelihara ikan di akuarium tujuannya hanya untuk membesarkan ikan sampai dengan ukuran yang siap ditebar di kolam yang luas padat tebar ikan di akuarium harus diperhatikan. Akuarium umumnya mempunyai volume air yang sedikit maka jumlah ikan yang ditebarkannya juga terbatas sesuai dengan ukuran, ukuran 3-5 cm cukup 8 ekor saja pada akuarium yang berukuran 80 x 40 x 40 cm. dari 8 ekor ukuran 3-5 cm dapat tumbuh besar seukuran 8-15 cm dalam jangka waktu kurang lebih 3 bulan, lama nya pertumbuhan dipengaruhi oleh kualitas pakan dan air yang digunakan untuk memelihara benih ikan gurame. fasilitas yang diperlukan untuk memelihara ikan gurame di akuarium adalah : 1. akuarium (80 x 40 x 40 cm) 2. aerator pakan yang dapat diberikan : cacing sutra, pelet halus/tepung, pemeliharaan - siapkan akuarium, isi akuarium dengan air sumur, diamkan air di dalam akuarium semalam, - beri aerator pada air - setelah itu tebarkan benih ikan gurame ukuran 3-5 cm sebanyak 8 ekor - pakan diberikan pada ikan dengan menggunakan cacing, atau pelet halus, - pakan diberikan secukupnya, diberikan 2 kali sehari. - air pada akuarium dibuang/dikuras setiap seminggu sekali/5 hari sekali, setelah dipelihara selama kurang lebih 3 bulan (ukuran 8-15 cm) ikan gurame siap ditebar di kolam yang luas. Sumber : budidaya ikan

Pencegahan Penyakit Pada Ikan Lele

Beberapa langkah yang diperlukan dalam pencegahan penyakit: 1. Persiapan kolam ikan lele seperti pengeringan dan pengapuran perlu dilakukan agar hama penyakit yang ada di kolam jadi mati. Pengeringan dan pengapuran ini juga akan membunuh juga telur dan larvanya. 2. Penuhi pakan sesuai dengan jumlah dan kualitas yang dibutuhkan oleh ikan. Pakan yang diberikan harus terbebas dari parasit dan jamur. 3. Padat penebaran ikan juga jangan terlalu tinggi, tujuannya agar ikan tidak mudah stres. 4. konstruksi kolam perlu diperbaiki pastikan saluran pembuangan kotoran dan sisa pakan berjalan lancar. 5. Perlu melakukan penggantian air kolam secara berkala agar kualitas air kolam lele bisa terjaga. 6. Benih yang ditebarkan harus Benih yang unggul. 7. Segera mengisolasikan ikan yang terkena penyakit. 8. wadah pemeliharaan dan peralatan harus dijaga kebersihannya. 9. Benih yang akan ditebarkan perlu dikarantina dahulu. 10. Beri air kolam dengan garam dapur dengan dosis 150 - 200 gram / m2. Tujuan dari pemberian garam dapur ini yaitu untuk membunuh mikroorganisme patogen, meningkatkan salinitas air dan mengurangi stres Pada ikan. Sumber : budidaya ikan

BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN LELE DI LAHAN YANG SEMPIT (KOLAM TERPAL)

Budidaya lele di lahan sempit pada kolam terpal adalah kegiatan budidaya perikanan yang menjadi alternatif bagi pembudidaya yang tidak memiliki areal budidaya yang luas. Budidaya ini merupakan solusi bagi mereka yang mempunyai lahan sisa atau lahan menganggur di sekitar rumah. Di bawah ini akan dibahas bagaimana cara budidaya pembesaran ikan lele di lahan sempit yaitu dengan berbudidaya pada kolam terpal. Pembesaran lele adalah suatu kegiatan budidaya ikan lele yang bertujuan untuk menghasilkan lele ukuran konsumsi. Lele ukuran konsumsi dipanen setelah mencapai ukuran 8 – 12 ekor /kg. Untuk Benih ikan lele yang ditebar biasanya berukuran 5 – 6 cm, 7 – 8 cm dan 9 – 10 cm. KOLAM TERPAL Pengertian kolam terpal yaitu merupakan suatu jenis kolam yang sebagian besar bahannya terbuat dari terpal dan didukung dengan bahan lainnya. berdasarkan dari letak posisi kolam terpal maka kolam terpal ini dibagi kedalam 2 jenis yaitu kolam terpal yang terletak di atas dan kolam terpal yang terletak di bawah permukaan tanah. 1. kolam terpal di atas tanah kolam terpal ini dibuat di atas permukaan tanah yang dibuat tanpa menggali tanah. Untuk kerangka kolam ini biasanya menggunakan bambu, batako, pipa atau karung berisi pasir. terpal yang akan digunakan harus berkualitas baik. ketebalan terpal sebaiknya tipe A5 atau A6 yang bisa bertahan sampai 5 tahun. ukuran terpal yang digunakan biasanya berukuran dengan lebar 6 - 8 m dan panjang 8 - 12 m. ukuran terpal tersebut di atas dapat menghasilkan kolam dengan ukuran lebar 3 - 6 m dan panjang 5 - 10 m, dan tinggi sekitar 1 - 1,2 m. tahapan dalam pembuatan kolam terpal pertama permukaan tanah harus diratakan terlebih dahulu. pada dasar tanah dibuat kemalir yang berguna untuk memudahkan pengeringan air dan penangkapan ikan pada saat panen. selanjutnya permukaan tanah ditaburi pasir halus seluas dengan ukuran kolam terpal yang akan dibuat. lapisan pasir tersebut perlu disiram air agar menjadi padat. Untuk ketinggian pasir sebagai dasar kolam terpal yaitu sekitar 10 cm. fungsi dari pasir sebagai pelapis agar terpal tidak mudah bocor dan sobek apabila terinjak kaki pada saat masuk kolam. selain pasir halus. alas kolam terpal juga dapat menggunakan sekam padi. penggunaan sekam padi ini berguna untuk menstabilkan suhu air kolam terpal. sekam padi dihamparkan setebal 10 - 15 cm. membuat penyangga dinding di sekeliling kolam. Bahan untuk dijadikan sebagai penyangga dinding bisa menggunakan 1. Anyaman Bambu yang dilengkapi dengan tiang-tiang dari bambu, kayu atau beton. 2. Semen batako yang telah disusun di sekeliling dinding kolam 3. karung bekas yang diisi pasir atau tanah disusun sekeliling kolam terpal. 2. Kolam terpal yang terletak di dalam tanah pengertian kolam ini merupakan kolam tanah biasa yang dilapisi oleh terpal pada bagian dasar dan dindingnya. Biasanya menggunakan kolam yang sudah tidak dimanfaatkan lagi. Pembesaran Langkah langkah budidaya ikan lele di kolam yaitu : 1. Persiapan Kolam Pengeringan dasar kolam dilakukan untuk membasmi hama penyakit, menghilangkan senyawa atau gas-gas beracun, serta untuk mengistirahatkan lahan. Proses pengeringan kolam dilakukan 2-3 hari tergantung cuaca. 2. Padat penebaran Yang dimaksud dengan padat penebaran benih yaitu jumlah ikan yang ditebarkan per satuan luas atau volume. Semakin padat penebarannya maka semakin intensif pemeliharaannya. Untuk padat tebar ikan lele di kolam berkisar 150 – 300 ekor/m3. Ciri-ciri benih lele yang baik dan sehat a. Ukuran seragam dan berwarna cerah (mengkilap) b. Sehat dan bebas dari bibit penyakit c. Gerakannya lincah dan gesit d. Tidak ada cacat dan luka di tubuhnya e. Posisi ikan dalam air normal, tidak menggantung. Penebaran benih dilakukan pada pagi hari pukul 8-9 atau sore hari pukul 15.30 – 16.30 karena suhunya tidak terlalu panas. Benih lele sebelum ditebar perlu diaklimatisasi (adaptasi) agar benih tidak stress. Pemberian pakan Pakan diberikan harus mengandung nutrisi giji yang cukup, dengan kadar protein harus lebih dari 31%. Pakan diberikan berupa pelet dengan dosis 3 – 6 % dari bobot total ikan. Pemberian pakan pada pembesaran lele biasa menggunakan metode ad libitium (pemberian pakan yang diberikan secara bertahap dalam jumlah banyak dan dihentikan setelah lele mulai kenyang. Panen Ikan lele dapat dipanen jika ukurannya telah mencapai 8 – 12 ekor/kg Sumber : budidaya ikan

Ikan Gabus

Ikan gabus merupakan ikan air tawar liar dan predator benih yang rakus dan sangat ditakuti pembudidaya ikan. Ikan ini merupakan ikan buas (carnivore yang bersifat predator). Di alam, ikan gabus tidak hanya memangsa benih ikan tetapi juga ikan dewasa dan serangga air lainnya termasuk kodok. Bahkan di Kalimantan pernah dilaporkan gabus memangsa anak bebek. Ini masuk akal karena di sungai dan di rawa-rawa Kalimantan terdapat jenis gabus berukuran besar (gabus toman/aruan dan sejenisnya). Ikan gabus dikenal dengan banyak nama. Ada yang menyebutnya sebagai aruan, haruan (Melayu dan Banjar), kocolan (Betawi); bayong, bogo, licingan, kutuk (Jawa); dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris, belut juga disebut dengan berbagai nama, seperti common snakehead, snake-head murrel, chevron snakehead, striped snakehead juga aruan. Name ilmiahnya adalah Channa striata (Bloch, 1793) dan ada yang menyebutnya Ophiocephalus striatus. Kelas: Pisces Subkelas: Actinopterygii Ordo: Perciformes Famili: Channidaeae Genus: Channa Species: Channa sriata/ Ophiocephalus striatus Ada beberapa jenis gabus. Channa striata merupakan jenis ikan gabus yang banyak ditemui dan memiliki ukuran tubuh relatif kecil. Jenis lain adalah gabus toman Channa micropeltes dan Channa pleuropthalmus. Gabus toman merupakan jenis gabus yang berukuran tubuh besar, mencapai panjang 1 meter dengan berat 5 kg. Ikan gabus memiliki kepala berukuran besar dan agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead). Terdapat sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh berbentuk bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali atau torpedo. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya. Sisi atas tubuh dari kepala hingga ke ekor berwarna gelap, hitam kecokelatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata). Warna ini sering kali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam. Ikan gabus biasa ditemukan di perairan umum sebagai ikan liar. Banyak ditangkap di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah. Di Indonesia, ikan gabus awalnya hanya terdapat di barat garis Wallacea (Sumatera, Jawa, dan Kalimantan). Namun dalam perjalanan waktu, ikan gabus diintroduksi (dimasukkan) ke wilayah Indonesia Timur. Pada beberapa daerah yang dilalui aliran sungai besar seperti di Sumatera dan Kalimantan, ikan gabus seringkali terbawa banjir ke parit-parit di sekitar rumah, atau memasuki kolam-kolam pemeliharaan ikan dan menjadi hama yang memangsa ikan-ikan peliharaan. Jika sawah, kolam atau parit mengering, ikan ini akan berupaya pindah ke tempat lain, atau bila terpaksa, akan mengubur diri di dalam lumpur hingga tempat itu kembali berair. Oleh sebab itu ikan ini acap kali ditemui "berjalan" di daratan—khususnya di malam hari di musim kemarau—mencari tempat lain yang masih berair. Ikan gabus bisa bertahan hidup tanpa air karena bisa bernapas menyerap oksigen bebas menggunakan alat bantu pernapasan berupa "labirin". Adapun yang membuat gabus bisa "berjalan" di daratan adalah sirip dada dan sirip perut yang digunakan untuk "melangkah". Pengendalian Biasanya ikan ini menyambar mangsa di permukaan sehingga jika masuk ke kolam kehadirannya dapat segera diketahui. lkan gabus yang akan menyambar mangsa biasanya berdiam diri di sekitar tanaman air (sehingga tidak terlihat oleh mangsanya) dan secara tiba-tiba meluncur cepat ke arah mangsanya dan langsung menelannya. Mulutnya yang besar memungkinkan untuk itu. Pada musim kawin, ikan gabus jantan dan betina bekerjasama menyiapkan sarang di antara tumbuhan di tepi air. Anak-anak ikan berwarna jingga merah bergaris hitam, berenang dalam kelompok yang bergerak bersama-sama kian kemari untuk mencari makanan. Kelompok muda ini dijaga oleh induknya. Ini merupakan saat yang paling baik untuk menangkap/mengusir gabus dari kolam. Untuk mencegah masuknya gabus ke kolam, pada saat pengolahan, dasar kolam harus benar-benar kering sampai retak-retak sehingga tidak memungkinkan gabus bertahan hidup. Biarkan dasar kolam dijemur sinar matahari selama beberapa hari. Pada bagian saluran pemasukan, dipasang saringan dari ijuk yang sangat rapat sehingga benih dan telur gabus tidak ikut masuk ke kolam bersama aliran air. Jika di dalam kolam sudah terdapat ikan gabus, harus segera ditangkap. Biasanya populasinya tidak begitu banyak. Gabus dapat dipancing dengan mengggunakan umpan berupa ikan kecil, anak kodok atau eating. Cara pemancingannya cukup unik, yaitu dengan menggerak-gerakkan umpan di permukaan air. Umpan yang bergerak biasanya disambar gabus karena disangka mangsanya. Gabus yang tertangkap dapat dikonsumsi karena memang rasanya enak dan menjadi makanan favorit di beberapa daerah baik dalam bentuk segar maupun kering/asin. sumber : Khairul Amri dan Toguan Sihombing, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008

Predator Benih Ikan

Predator yaitu disebut juga sebagai pemangsa, merupakan istilah asing untuk menyebut hama pengganggu hewan peliharaan dalam hal ini adalah benih ikan. Predator pada dasarnya adalah merupakan hewan carnivora (pemakan daging) yaitu memangsa dengan mengintai targetnya. Predator benih ikan ada yang berasal/datang dari luar dan ada yang hidup bersama dengan benih ikan yang dipelihara. Umumnya predator yang memangsa benih ikan yaitu merupakan hewan tingkat tinggi yang bisa langsung mengganggu atau mengancam kehidupan benih ikan yang dipelihara pembudidaya ikan. Predator Benih ikan dapat dibagi kedalam beberapa kelompok, yaitu : 1. Predator Kelompok hewan besar - burung - labi-labi - kepiting/ketam - Berang-berang - biawak - ular - katak - kadal 2. predator ikan buas - ikan gabus - belut 3. predator kelompok hewan kecil (serangga Air) - ucrit (larva cybister) - notonecta - kini-kini Sumber : budidaya ikan

RISIKO USAHA PEMBENIHAN IKAN

Pada masa benih ikan mempunyai laju pertumbuhan yang cepat. Agar bisa mencapai pertumbuhan yang maksimal maka ikan memerlukan asupan nutrisi yang lengkap terutama kebutuhan protein yang diperlukan untuk pertumbuhan. Pakan yang berkualitas diperlukan bila kita ingin memaksimalkan pertumbuhan. Pakan yang diberikan untuk usaha pembenihan ikan biayanya lebih mahal dari pada usaha pembesaran. hal ini memberikan konsekwensi terhadap tingginya biaya produksi pada usaha pembenihan ikan. Kemudian selain itu pada usia benih, ikan memiliki kondisi tubuh yang lemah gerakannya lambat dan belum memiliki kemampuan perlindungan diri dari serangan hama dan penyakit. keadaan tersebut menunjukan meskipun usaha pembenihan menjanjikan perolehan keuntungan yang besar, tetapi di balik itu usaha pembenihan mempunyai resiko usaha yang tinggi. Resiko ini bisa muncul apabila pembenih tidak bisa menekan tingkat mortalitas benih. Tingkat mortalitas benih yang tinggi ini umumnya terjadi akibat keteledoran pembenih terutama lemahnya upaya pengendalian terhadap hama (predator) Pemangsa benih. Sumber : budidaya ikan

Pulau Kecil dan Terluar Dorong Minat Investor Lokal

Keinginan pemerintah membuka peluang investasi di 12 pulau kecil dan terluar Indonesia disambut positif pelaku usaha. Namun, sebaiknya hal itu diiringi upaya mendorong pemodal dalam negeri untuk berinvestasi. Menurut Ketua Asosiasi Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia (Gapindo) Herwindo, diperlukan keterlibatan pemerintah daerah dan investor lokal dalam mengelola pulau kecil dan terluar. Keterlibatan investor dalam negeri, kata Herwindo, lebih menjamin penyerapan tenaga kerja lokal dan kemitraan dengan masyarakat setempat. ”Tanpa kerja sama dengan investor lokal atau masyarakat setempat, investasi di pulau terluar berpotensi menuai masalah,” ujar Herwindo di Jakarta, Senin (29/3). Hal senada dikemukakan Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Moneter, Kebijakan Publik, dan Fiskal Haryadi Sukamdani. Dia menegaskan, pengelolaan pulau kecil dan terluar adalah langkah tepat untuk membangkitkan perekonomian pulau dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Namun, kata Haryadi, pemerintah perlu menyosialisasikan kepada investor dalam negeri mengenai peluang investasi tersebut. Dengan demikian, investor lokal bisa menentukan langkah investasi. ”Pengembangan kawasan oleh investor dalam negeri akan memudahkan pengawasan dan pemberdayaan masyarakat sekitar,” ujar Haryadi. Persoalan yang kerap dihadapi investor dalam negeri dalam pengelolaan pulau kecil dan terluar, menurut Haryadi, adalah minimnya jaringan pasar. Sementara investor asing memiliki jaringan pasar yang kuat serta dapat mengemas dan menjual potensi pulau. Kepala Riset Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim Suhana mengemukakan, jika pemerintah mendorong badan usaha milik negara (BUMN) sangat dimungkinkan mengelola pulau kecil. Tiga BUMN dan BUMD yang kini bergerak di usaha pariwisata adalah PT Hotel Indonesia Natour, Bali Tourism Development Corporation, dan PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko. Investasi di 12 pulau akan dibuka mulai tahun 2010, meliputi Pulau Nipah di Kepulauan Riau, beberapa pulau di Kepulauan Anambas di Kepulauan Riau, Banda Naira di Maluku Tengah, dan Banyuwangi di Jawa Timur. Beberapa investor asing menyatakan minat berinvestasi. Investor asing tersebut dari Australia berminat di Banda Naira, investor asal Singapura berminat investasi di Pulau Nipah dan kepulauan Anambas, dan investor Maladewa di Banyuwangi. Sumber : Kompas

Ikan Nila Best (Bogor Enhanced Strain Tilapia)

NILA BEST - Seorang pembudidaya nila BEST (Bogor Enhanced Strain Tilapia) di Lido menunjukkan salah satu hasil tangkapannya. Budidaya nila BEST di Lido terancam kerusakan lingkungan oleh limbah. Melihat situasi terkini di Danau Lido sungguh miris. Dari sisi jalan raya, tampak menghampar keramba jaring apung (KJA) yang menjejali kawasan perairan umum seluas 16 hektare (ha). KJA itu tumbuh bagai jamur di musim penghujan. Secara kasat mata, sekitar separo dari luas Danau Lido dimanfaatkan untuk KJA. Menuju ke bagian hulu, berdiri bangunan hotel berbintang yang ikut memanfaatkan kawasan danau. Akibatnya, Danau Lido kian menyusut. Padahal tadinya luas kawasan itu mencapai 21 ha. Menurut Sidiasih, peneliti di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar (BRPBAT) yang kerap melakukan riset di situ, hotel tersebut kerap membuang limbah cairnya ke danau tersebut. Bukan hanya itu, sebuah restoran yang menyajikan menu berbagai ikan air tawar juga semakin menambah beban danau tersebut. Bukan apa-apa, restoran terapung itu cukup luas menempati di sisi barat danau. Kondisi ini tentu saja sangat rentan. Pengalaman menunjukkan, tidak sedikit kerugian pembudidaya ikan ketika terjadi up welling. Ikanikan peliharaan mereka tiba-tiba mati mengenaskan. Memang tidak semua ikan di KJA tewas. Justru di KJA tertua di Danau Lido tetap aman-aman saja. Ikanikan di KJA yang dikelola BRPBAT itu tetap lincah berenang dan terus tumbuh dewasa. “Ini terjadi karena kami sedang membudidayakan ikan nila BEST (Bogor Enhanced Strain Tilapia) yang terbukti tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem,” ujar Rudhy Gustiano PhD, Kepala BRPBAT. Dalam banyak hal, nila BEST lebih unggul dibandingkan dengan ikanikan nila yang dikembangkan masyarakat. Ikan varietas baru yang dikembangkan Rudhy dan koleganya itu memiliki pertumbuhan sekitar dua kali lebih cepat daripada ikan-ikan nila lainnya. “Ikan ini tumbuh lebih cepat 15 hari dibandingkan dengan nila lainnya,” ungkap Rudhy. Selain itu, nila BEST juga mampu bertelur dan beranak 3-5 kali lebih banyak ketimbang ikan-ikan nila lainnya. Ukuran telur dan larvanya juga relatif lebih besar. Tingkat hidupnya (survival rate) di atas 90 persen. Keberhasilan Rudhy merekayasa nila BEST ini telah menghantarkan dirinya untuk menerima penghargaan dari Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad baru-baru ini. Lebih dari itu, berdasarkan hasil uji coba di perairan umum di berbagai pulau (Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi), nila BEST ini terbukti lebih menguntungkan. Danau Lido bukan hanya menjadi ajang uji coba nila BEST semata. Sebelumnya, beberapa ikan varietas unggul juga pernah dicobakan di sana seperti nilai GIFT, nila merah (asal Th ailand), patin siam, gurame, dan lain-lain. Kini, para pembudidaya ikan air tawar di seluruh Indonesia telah banyak menikmati hasilnya. Namun di balik kisah sukses itu, ekosistem Danau Lido malah kian terpuruk akibat beban yang semakin berat. Sumber : Koran Jakarta

28 Kabupaten Jadi Sentra Minapolitan

Minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan dengan prinsip-prinsip, integrasi, efisiensi, kualitas, dan akselerasi. Oleh karena itu. sebagai program lima tahun kedepan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan membangun kawasan minapolitan (kawasan produksi kelautan dan perikanan yang terintegrasi) di 28 kabupaten sebagai pilot project untuk meningkatkan produksi perikanan di Indonesia."Pada tahap awal akan dibangun di 28 kabupaten, dan nanti apabila proyek itu berhasil, pembangunannya akan diperluas ke daerah-daerah lainnya di seluruh Indonesia." kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad pada Seminar "Membangun Minapolitan Berbasis Masyarakat" di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), di Bogor, kemarin. Program untuk membuat kawasan minapolitan di 28 kabupaten itu direncanakan akan didanai melalui anggaran APBN-Perubahan 2010, yang saat ini pembahasannya masih dalam pembahasan di DPR.Setelah anggarannya ditetapkan dan ke luar, baru akan kami akan menentukan daerah-daerah untuk lokasi pembangunan minapolilan itu." ucap Fadel.Ia menjelaskan, sudah banyak daerah yang mengajukan surat ke KKP dan meminta agar daerahnya menjadi lokasi pembangunan kawasan minapolitan. Tahap pertama, pihaknya memilih dulu beberapa daerah yang akan dibangun kawasan minapolitan. baru setelah berhasil akan dibuat replikasinya."Kalau dibuat sekaligus nanti takut kacau pelaksanaannya, apalagi kawasan minapolitan itu masih dalam konsep awal," katanya.Pembentukan kawasan minapolitan itu dimaksudkan untuk meningkatkan produksi ikan dengan harga ikan yang murah dan terjangkau masyarakat.Menurutnya, sekitar 60 persen harga ikan sangat dipengaruhi oleh pakan ikan. Pakan ikan memengaruhi harga ikan menjadi mahal atau murah.Harga ikan saat ini berkisar antara Rp9.000-Rpl 1.000 per kg. Agar harga ikan lebih murah, maka perlu membuat industri pakan ikan yang dikelola oleh masyarakat pembudidaya ikan itu sendiri. Beberapa perguruan tinggi, termasuk IPB. sudah melakukan penelitian mengenai pakan ikan ini. Kami sudah meminta beberapa perguruan tinggi sebagai pilot project dalam memroduksi pakan ikan yang harganya bisa lebih murah dan terjangkau rakyat, dengan harga sekitar Rp 2.000 per kg." kata Fadel.Kiti.iti pembuat pakan ikan murah tersebut dibuat dari ampas kelapa sawit. Setelah melalui proses tertentu, bahan pakan itu akan melahirkan makhluk hidup serupa serangga, yang kamudian disebut maggot. Pilol project ini sudah dibuat di daerah Depok. Jawa Barat. Bahkan, pihaknya akan membuat 4.000 unit patan Ikan. Bisnis seperti ini akan dirintis di beberapa desa. Dengan demikian, warga desa atan membuat sendiri patan Ikannya. Mengenai dana, seluruhnya akan disiapkan pemerintah.Rektor IPB Herry Suhardl-yanto menambahkan, kawasan minapolitan tidak bsa hanya diselenggarakan oleh satu kementerian saja. Tetapi harus ada kerja sama dengan kementerian lain, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan didukung pemerintah daerah dan talangan swasta. Sumber : Pelita

Telur Ikan Gurame

Telur ikan gurame yang telah menetas, benih ikan gurame ini berumur 3 hari, benih ikan gurame yang masih mempunyai kuning telur belum perlu diberi makanan. Makanan diberikan pada benih ikan gurame ketika telah habis kuning telur, kuning telur akan habis ketika umur benih mencapai 12-16 hari. pakan yang diberikan pada waktu benih telah habis kuning telurnya yaitu berupa pakan alami yaitu seperti Daphnia, cacing sutra. pelet tepung sebagai pakan buatan juga bisa diberikan pada benih ikan gurame, tetapi menurut pengalaman bahwa pemberian pakan berupa pelet tepung tingkat keberhasilannya kurang bagus, lebih baik benih ikan gurame diberikan pakan alami yaitu seperti cacing sutra. Kandungan giji pada pakan alami cocok diberikan pada benih ikan yang masih kecil. Pakan buatan berupa pelet tepung diberikan apabila benih ikan gurame telah mencapai ukuran 2 cm. Tempat penetasan telur gurame bisa menggunakan akuarium, baskom, bak tembok, bak terpal, bak plastik. Kita bisa memilih salah satu atau beberapa tempat penetasan ini, yang penting dalam hal penetasan telur faktor yang perlu diperhatikan yaitu dari segi kualitas airnya. Kita bisa menggunakan aerator untuk mensuplai oksigen pada benih ikan, dan bila perlu untuk mempertahankan kestabilan suhu kita bisa menggunakan alat bantu pemanas air yaitu heater. sumber: http://hobiikan.blogspot.com

Kamis, 01 Maret 2012

Golongan Darah Kini Tak Cuma A, B, O dan Rhesus

Dengan sistem penggolongan darah yang ada yakni A, B, O dan Rhesus saja, seringkali masih sulit menemukan donor yang sesuai. Apalagi saat ini, para ilmuwan telah menemukan sistem penggolongan baru yang belum banyak diketahui orang.

Selama ini, sistem penggolongan darah berdasarkan jenis protein protein penggumpalan darah adalah sistem yang paling populer dan banyak dikenal di masyarakat. Dengan sistem ini, orang mengenal bahwa darah terbagi menjadi golongan A, B, O dan AB.

Dalam perkembangannya, komponen darah rupanya tidak hanya tersusun oleh protein-protein tersebut. Maka lahirlah sistem penggolongan darah berdasarkan 32 jenis komponen darah, yang kemudian dikenal dengan istilah rhesus dan akhirnya muncul golongan lain seperti A positif atau O negatif misalnya.

Kini sistem penggolongan darah makin rumit, setelah para ilmuwan memperkenalkan 2 jenis golongan darah yang bagi sebagian orang masih terdengar asing yakni Langereis (LAN) dan Junior (JR). Sama seperti rhesus, sistem ini juga mengenal istilah positif dan negatif.

Menurut para peneliti, sebagian besar manusia memiliki golongan darah LAN positif atau JR positif. Hanya sebagian kecil yang memiliki golongan darah JR negatif atau LAN negatif, terutama sekali sering ditemukan di wilayah tertentu seperti Jepang.

Dampak dari penemuan sistem baru ini tentu saja akan dirasakan dalam proses transfusi, karena akan lebih sulit mencari golongan darah yang sesuai. Meski lebih merepotkan, namun hasilnya bisa lebih akurat karena selama ini darah dari golongan yang sama sekalipun terkadang masih tidak cocok.

Dampak lainnya adalah, para dokter akan semakin bisa mengantisipasi respons pengobatan yang berbeda pada setiap individu. Menurut penelitian, orang-orang dengan golongan LAN negatif dan JR negatif cenderung sulit mengeluarkan sisa metabolisme obat kanker.

"Penemuan 2 jenis golongan darah ini penting dalam menentukan pengobatan. Kami ingin semua orang tahu golongan darahnya sedetail mungkin untuk mengantisipasi efek samping," kata salah seorang peneliti, Dr Lionel Arnaud dari University of Vermont seperti dikutip dari Menshealth.com, Kamis (1/3/2012).

Karena sistem penggolongan darahnya makin banyak, seseorang mungkin bakal membutuhkan kolom yang lebih panjang pada Kartu Tanda Penduduk untuk menyatakan golongan darah secara detail misalnya AB, rhesus positif, LAN negatif.

sumber : AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

Senin, 20 Februari 2012

CARA PEMBUATAN PAKAN IKAN ALTERNATIF

CARA PEMBUATAN PAKAN IKAN ALTERNATIF



Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam proses budidaya ikan. Untuk itu diperlukan pembuatan pakan alternatif untuk meringankan ongkos produksi serta memaksimalkan keuntungan para pembudidaya ikan. Pakan alternatif dapat dibuat dari bahan hewani maupun nabati.
A. BAHAN HEWANI
1. TEPUNG IKAN
Bahan Baku :
Jenis ikan rucah (tidak bernilai ekonomis) yang berkadar lemak rendah dan sisa-sisa hasil pengolahan. Ikan difermentasikan menjadi bekasem untuk meningkatkan bau khas yang dapat merangsang nafsu makan ikan. Lama penyimpanan 11-12 bulan, bila lebih lama dapat ditumbuhi cendawan dan bakteri, serta dapat menurunkan kandungan lisin yang merupakan asam amino essensial yang paling essensial sampai 8 %.

Cara Pembuatan :
Ikan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas.
Air perasan ditampung untuk dibuat petis/ diambil minyaknya,
Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.

Kandungan Gizi :
Protein : 22,65 % ; lemak : 15,38 %; abu 26,65 % ; serat : 1,80 %; air : 10,72 %

2.TEPUNG REBON DAN BENAWA
Bahan Baku :
Rebon adalah sejenis udang kecil yang merupakan bahan baku pembuatan terasi. Benawa adalah anak kepiting laut. Rebon dan benawa muncul pada awal musim hujan di sekitar muara sungai, mengerumuni benda yang terapung.

Cara Pembuatan :
Bahan direbus sampai masak, diwadahi karung, lalu diperas;
Ampasnya dikeringkan dan digiling menjadi tepung.

Kandungan Gizi :
Udang Rebon : protein :59,4 % ; lemak : 3,6 % ; karbohidrat : 3,2 % ; air :21,6 %
Benawa : protein 23,38 % ; lemak : 25,33% ; karbohidrat : 0,06 %; abu 11,41 % air : 5,43 %.

3. TEPUNG KEPALA UDANG
Bahan Baku : Kepala Udang, limbah pada proses pengolahan udang untuk ekspor.

Cara Pembuatan : Bahan direbus, dijemur sampai kering dan digiling; Tepung diayak untuk membuang bagian-bagian yang kasar dan banyak mengandung kitin.

Kandungan gizi : Protein : 53,74 % ; Lemak : 6,65 % ; Karbohidrat : 0 %, abu 7, 72 % ;
Serat kasar = 14,61 % dan air 17,28 %.

4. TEPUNG ANAK AYAM
Bahan Baku : anak ayam jantan dari perusahaan pembibitan ayam petelur
Cara Pembuatan : Anak- anak ayam dimatikan secara masal, bulu-bulunya dibakar dengan lampu semprot, kemudian direbus sampai kaku (setengah masak). Diangin-anginkan sampai kering dan digiling beberapa kali sampai halus. Hasil gilingan yang masih basah disebut pustadan dan dapat langsung digunakan. Pasta dapat dikeringkan dan digiling menjadi tepung.

Kandungan gizi :
Protein : 61, 65 % ; lemak 27,30 % ; abu ; 2,34 %; air : 8,80 %, juga mengandung hormone, enzim, vitamin dan mineral yang dapat merangsang nafsu makan dan pertumbuhan.

5. TEPUNG DARAH
Bahan Baku : darah, limbah dari rumah pemotongan ternak

Cara Pembuatan :Darah beku yang masih mentah dimasak dan dikeringkan, kemudian digiling menjadi tepung.

Kandungan Gizi : Protein : 71,45 % ; lemak 0,42% ; karbohidrat : 13,12 % ; abu : 5,45 % serat ;:7,95 % air : 5,19%.
Proteinnya sukar dicerna, sehingga penggunaannya untuk ikan < 3% dan untuk udang < 5%.

6. SILASE IKAN
Silase adalah hasil olahan cair dari bahan baku asal ikan/limbahnya.
Bahan Baku : ikan rucah dan limbah pengolahan

Cara Pembuatan : Bahan dicuci, dicincang kecil-kecil, kemudian digiling. Hasil gilingan direndam dalam larutan asam formiat 3% selama 24 jam, kemudian diperas. Air perasan ditampung dan lapisan minyak yang mengapung di lapisan atas disingkirkan.
Cairan yang bebas minyak dicampur dengan ampas dan ditambah asam proponoat 1 % untuk mencegah tumbuhnya bakteri/cendawan dan menambah daya awet =- 3 bulan dengan pH =- 4,5. Bahan diperam selama 4 hari dan diaduk 3-4 kali sehari. Bahan cair yang bersifat asam dapat dicampur dengan dedak, ketela pohon/tepung jagung dengan perbandingan 1 :1, dikeringkan dan digunakan untuk campuran dalam ramuan makanan.

7. TEPUNG BEKICOT
Bahan Baku : Daging bekicot mentah dan daging bekicot rebus
Cara Pembuatan : Daging bekicot dikeringkan lalu digiling. Untuk campuran makanan sebesar 5-15 %.
Kandungan Gizi : Protein : 54,29%, Lemak :4,,18 % ; Karbohidrat : 30,45 % abu : 4,07 % ; kapur : 8,3 %
Fosfor : 20,3 % dan air 7,01 %

8. TEPUNG CACING TANAH
Cacing dapat menggantikan tepung ikan, dapat diternak masal. Jumlah penggunaan dalam ramuan 10-25%.
Cara Pembuatan : Cacing dikeringkan lalu digiling.
Kandungan proteinnua 72 % dan mudah diserap dinding secara khusus.

B. BAHAN NABATI
DEDAK
Bahan dedak padi ada 2, yaitu dedak halus (katul) dan dedak kasa. Dedak yang paling baik adalah dedak halus yang didapat dari proses penyosohan beras, dengan kandungan dizi : protein : 11,35 % ; lemak : 12,15 % , karbohidrat : 28,62 % . abu 10,5%, serat kasar : 24,46 % air : 10,15 %.

TEPUNG AMPAS TAHU
Kandungan gizinya protein 23,55 %, lemak 5,4 % , karbohidrat 26,92 % abu 17,03 % serat kasar 16,53 % dan air 10,34%.

C. BAHAN TAMBAHAN
Vitamin dan Mineral
1. Cara memperoleh : dari toko penjual makanan ayam (poultry shop) yang sudah dikemas dalam bentuk premix (premix).
2. Premix tersebut mengandung vitamin, mineral, dan asam-asam amino tertentu.

Garam Dapur (NaCl)
1. Fungsi : sebagai bahan pelezat (gurih), mencegah terjadinya proses pencucian zat-zat lain yang terdapat dalam ramuan makanan ikan.
2. Penggunaannya cukup 2 %

3. Bahan Perekat
Contoh bahan perekat : agar-agar, gelatin, tepung terigu, tepung sagu,dll. Yang paling baik adalah tepung kanji dan tapioka.
Penggunaanya cukup 10 %.

sumber : budidaya ikan

BUDIDAYA IKAN BERONANG (Siganus sp)

1. PENDAHULUAN
Dalam PJPT II, sub sektor perikanan semakin dituntut dalam mencukupi kebutuhan protein hewani dari ikan. Selama ini produksi

perikanan laut sebagian besar masih tergantung dari hasil pemungutan/penangkapan dari alam yang produksinya semakin menurun,

dilain pihak dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk kebutuhan protein akan terus meningkat setiap tahun. Oleh karena

itu produksi perikanan perlu digali dari 2 (dua) sumber yaitu penangkapan dan budidaya.

Salah satu komoditi ikan laut yang potensial dan sudah dapat dibudidayakan adalah ikan beronang (Siganus sp). Dari hasil

penelitian ternyata komoditi beronang mempunyai nilai yang menguntungkan sebagai berikut:
a. Ikan beronang merupakan makanan yang enak dan gurih dan disukai banyak orang sehingga pemasaran ikan ini cukup baik.
b. Ikan ini umumnya "primary herbivor" yaitu pemakan plankton nabati tumbuhan dan juga memakan makanan buatan.
c. Selama musim-musim tertentu benih beronang dapat diperoleh dalam jumlah banyak.
d. Ikan beronang mempunyai toleransi besar terhadap salinitas dan suhu.
e. Mempunyai daya adaptasi yang tinggi dan pertumbuhan yang cepat.
f. Ikan ini sudah dapat dipijahkan di dalam laboratorium sehingga prospek pembenihan dari hatchery cukup baik.
g. Ikan beronang mempunyai harga pasar yang cukup tinggi baik untuk konsumsi dalam maupun luar negeri, terutama yang ada

telurnya selama tahun baru cina.
h. Teknologi pembesaran ikan beronang sudah dikuasai.

Mengingat budidaya ikan beronang relatif baru dikenal masyarakat, maka petunjuk teknis ini diharapkan dapat menjadi pedoman

bagi yang berminat melakukan usaha budidaya beronang.


2. BIOLOGI
1) Diskripsi dan Taksonomi
Ikan beronang dikenal oleh masyarakat dengan nama yang berbeda-beda satu sama lain seperti di Pulau Sribu dinamakan kea-kea,

di Jawa Tengah dengan nama biawas dan nelayan-nelayan di Pulau Maluku menamakan dengan sebutan samadar. Ikan beronang

termasuk famili Siginidae dengan tanda-tanda khusus sebagai berikut D XIII, 10 A VII, 9, P2 I, 3, 1, tubuhnya membujur dan

memipih latural, dilindungi oleh sisik-sisik yang kecil, mulut kecil posisinya terminal. Rahangnya dilengkapi dengan gigi-

gigi kecil. Punggungnya dilengkapi oleh sebuah duri yang tajam mengarah ke depan antara neural pertama dan biasanya tertanam

di bawah kulit. Duri-duri ini dilengkapi dengan kelenjar bisa/racun pada ujungnya.
Secara lengkap taksonomi ikan beronang adalah sebagai berikut.
Famili : Siganidae- Genus : Siganus- Species : Siganus spp.

2) Kebiasaan Makanan
Sesuai dengan morfologi dari gigi dan saluran pencernaannya yaitu mulutnya kecil, mempunyai gigi seri pada masing-masing

rahang, gigi geraham berkembang sempurna, dinding lambung agak tebal, usus halusnya panjang dan mempunyai permukaan yang

luas, ikan beronang termasuk pemakan tumbuh-tumbuhan, tetapi kalau dibudidayakan ikan beronang mampu memakan makanan apa saja

yang diberikan seperti pakan buatan.

3) Penyebaran
Penyebaran ikan beronang ini cukup luas, tetapi penyebaran setiap species sangat terbatas seperti yang terdapat di LON LIPI

daerah penyebaran setiap
species sebagai berikut:
a. Siganus guttatus penyebarannya di: Bengkulu, Padang Deli, P. Seribu, Cirebon, Balay, Surabaya, Balik Papan, Ujung Pandang,

Bajo, Manado, Selayar, Seram, P. Obo, Ternate, Ambon, dsb.
b. Siganus canaculatus penyebarannya di : Padang, Ujung Kulon, Teluk Banten, P. Seribu, Ternate, Bacan.
c. Siganus vulpinus penyebarannya di: Birabirahan, Masalembo, Ujung Pandang, Manado, Ternate, Kajoa, Ambon, Seram, Manokwari.
d. Sirganus virgatus penyebarannya di: Pariaman, Padang, Bangka, Belitung, P. Seribu, Bawean, Sundakan, Ujung Pandang, Bajo.
e. Siganus corallinus penyebarannya di: Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku.
f. Siganus chrysapilos penyebarannya di: P. Seribu, Sundakan, Ujung Pandang, Manado, Slayar, Sumbawa, P. Obi, Roti, Ambon dan

sekitarnya.
g. Siganus spinus penyebarannya di: Bengkulu, Padang, Tapak Tuan, P. Serinu, Pacitan, Karang Bolong, Prigi, Ujung Pandang.

Bajo, Manado, Nusa Tenggara, Timor, Bali, Maluku dan sekitarnya.
h. Siganus vermiculatus penyebarannya di: Bengkulu, Padang, Sibolga, Nias, P. Seribu, Semarang, Balik Papan dan Sundakan,

Ujung Pandang, Bulukumba, Manado, Sangihe, Halmahera, Morotai, Ternate, Bacan, Ambon, Nusa Tenggara, Timor.
i. Siganus puellus penyebarannya di: P. Seribu, Ujung Pandang, Maluku dan sekitarnya.
j. Siganus javus penyebarannya di: Deli, Sibolga, Bengkulu, Bangka, Belitung, Jakarta, Cirebon, Semarang, Jepara, Surabaya,
Pasuruan, madura, Stagen, Balik Papan, Ujung Pandang, Bajo.
k. Siganus lineatus penyebarannya di: Ternate, Morotai, Ambon dan sekitarnya.

3. TEKNOLOGI BUDAYA
1) Persyaratan Lokasi Budidaya
Untuk mencapai produksi jenis komoditas budidaya laut secara optimal memerlukan kecermatan dalam penentuan lokasi budidaya

yang akan dikembangkan serta kecocokan metoda yang digunakan. Dalam hal ini, pemilihan lokasi untuk budidaya ikan di laut

harus akan mempertimbangkan dari aspek teknis dan non teknis. Dari segi aspek teknis hal-hal yang harus diperhatikan

meliputi:
a. Perairan/lokasi yang dipilih harus terlindung dari pengaruh angin/musim dan gelombang, hal ini untuk engamankan/melindungi

salinitas budidaya.
b. Pergerakan air harus cukup baik dengan kecepatan arus antara 20 ~ 40 cm/detik, apabila kecepatan arus kurang mengakibatkan

penyediaan air kurang dan O2 yang di supplay juga akan berkurang dan sebaliknya apabila kecepatan arus cukup besar

pertumbuhan ikan akan terganggu sebab energi yang didapatkan dari makanan banyak keluar untuk melawan arus.
c. Lokasi harus bebas dari pengaruh pencemaran atau polusi baik limbah industri maupun limbah rumah tangga.
d. Lokasi juga harus bebas dari hama yang meliputi antara lain ikan-ikan besar dan buas, binatang yang selain potensial dapat

mengganggu (predator).
e. Hal yang sangat penting lokasi harus memenuhi persyaratan kualitas air yang baik untuk pertumbuhan ikan seperti :
- Kadar garam berkisar antara 27 ~ 32 ppt.
- Suhu air berkisar antara 28 ~ 320C.
- O2 (oksigen) berkisar antara 7 ~ 8 ppm.
- Nitrat 0,9 ~ 3,2 ppm dan phospat 0,2 ~ 0,5 ppm.
f. Untuk mempermudah kelancaran kegiatan yang berhubungan dengan usaha budidaya yang meliputi sarana jalan, telpon, listrik,

sumberdaya manusia, pakan, pasar, ketersediaan bimbingan harus dalam jumlah yang cukup memadai serta bahan-bahan untuk

komoditi budidaya mudah diperoleh. Sedangkan aspek dari aspek non teknis harus memperhatikan sektor-sektor yang berkaitan

dengan kebijaksanaan penggunaan lahan dalam hubungan dengan kepentingan sektor lain seperti pariwisata, pelayaran, dll.

2) Sarana produksi
Metoda budidaya ikan beronang di laut dapat dilakukan dengan metoda Karamba Jaring Apung (KJA) yaitu wadah atau tempat

budidaya ikan yang terbuat dari bahan jaring yang digantungkan pada kerangka (rakit) di laut.
a. Desain Konstruksi Keramba Jaring Apung Keramba Jaring Apung terdiri dari komponen rakit apung, kurungan, pelampung dan

jangkar. Cara pembuatan masing-masing komponen tersebut adalah sebagai berikut:

- Rakit Apung
Pembuatan rakit apung dapat dilakukan di darat dengan terlebih dahulu membuat kerangka sesuai dengan ukuran yaitu 8 x 8 m.

Kerangka ini berfungsi sebagai tempat peletakan kurungan yang berbentuk segi empat dan terbuat dari bahan bambu atau kayu.
Setiap unit kerangka dapat terdiri dari 2 atau 4 kurungan tetapi secara ekonomi setiap unti dianjurkan sebanyak 4 (empat)

buah kurungan. Kerangka ditempatkan di lokasi budidaya dengan diberi jangkar sebanyak 4 buah agar tetap pada tempatnya atau

tidak terbawa arus.

- Kurungan
Kurungan berfungsi sebagai wadah pemeliharaan ikan yang terbuat dari bahan polyethilen (PE) D. 18 dengan lebar mata jaring

antara 0,75~1". Bentuk kurungan disesuaikan dengan bentuk kerangka rakit yaitu empat persegi dengan ukuran 3 x 3 x 3 m3.

Jaring apung yang telah siap dibuat di pasang pada kerangka rakit dengan cara mengikat ke empat sudut bagian atas pada setiap

sudut kerangka.

- Pelampung
Untuk mengapungkan sarana budidaya termasuk rumah jaga diperlukan pelampung. Pelampung dapat digunakan drum plastik volume

200 liter. Dan untuk menahan rakit diperlukan pelampung sebanyak 12 buah. Pelampung diikat dengan tali polyethelene (PE)
yang bergaris tengah 0,8 ~ 1,0 cm. Penempatan dan Pemasangan Pelampung Pada Kerangka Rakit

- Jangkar
Jangkar berfungsi untuk menahan sarana budidaya agar tidak bergeser dari tempatnya akibat pengaruh arus dan angin ataupun

gelombang. Setiap inti keramba jaring apung dipergunakan jangkar 4 buah yang terbuat dari besi dengan berat 50 kg. Panjang

tali jangkar biasanya 1,5 kali kedalaman perairan pada waktu pasang tinggi.

b. Benih
- Persyaratan Benih
Benih yang digunakan untuk budidaya perlu diperhatikan dan diseleksi benih yang betul-betul sehat. Benih yang sakit akan terhambat pertumbuhannya dan lebih berbahaya lagi adalah penularannya ke ikan di dalam wadah budidaya. Berdasarkan pengamatan visual secara umum benih yang sehat antara lain adalah :
* Bentuk badan normal/tidak cacat/tidak sakit;
* Gerakan ikan lincah;
* Mempunyai respon yang tinggi terhadap pakan yang diberikan.

- Penyediaan Benih
Sampai saat ini benih ikan beronang yang digunakan dalam usaha budidaya berasal dari hasil penangkapan di alam. Benih ikan beronang dapat diperoleh dalam jumlah besar pada saat musim puncak benih. Untuk setiap jenis beronang musim puncaknya akan berlainan setiap lokasi. Penyediaan benih ikan beronang secara massal dari hatchery sampai saat ini masih dalam pengkajian walaupun pemijahan untuk beberapa jenis sudah berhasil dilakukan.

- Penanganan dan Transportasi Benih
Benih ikan beronan sangat peka terhadap perubahan lingkungan seperti suhu dan salinitas, sehingga penanganan benih ikan beronang sangat perlu dijaga hati-hati. Pada saat pemindahan benih dari suatu wadah ke wadah lain harus selalu diambil bersama airnya. Pemindahan benih dapat dilakukan sehari setelah pengumpulan dan cukup memberikan istirahat bagi ikan dan untuk perlakuan selanjutnya disarankan untuk menggunakan seser yang tidak cekung untuk menghindarkan luka-luka di kulit akibat persentuhan benih satu sama lain.
Pengangkutan benih ikan beronang untuk jarak dekat dapat digunakan keramba dengan anyaman bambu yang halus dan diapungkan di air. Keramba diseret perlahan-lahan menuju tempat budidaya. Dan untuk jarak jauh dapat digunakan kantong-kantong plastik atau periuk-periuk tanah.
Benih ikan beronang dengan perlakuan baik dan aklimasi yang cukup dapat ditransportasi sampai maksimum 48 jam.

c. Pakan
- Persyaratan Pakan
Salah satu faktor yang sangat penting menentukan pertumbuhan ikan yang dipelihara adalah faktor ketersediaan pakan yang cukup baik kualitas maupun kuantitas sehingga harus diperhatikan sebaik-baiknya yaitu harus memenuhi komposisi dan jumlah nutrient/zat makanan yang dibutuhkan ikan untuk pertumbuhan. Pakan yang diberikan sebaiknya yang masih baru (pellet) dan segar (ikan rucah).

- Penanganan Pakan
Untuk menjaga kualitas pakan yang diberikan untuk budidaya ikan beronang perlu diperhatikan penanganan terhadap pakan yang
digunakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan pakan antara lain adalah tempat penyimpanan pakan harus bersih dan kering.

3) Teknologi Budidaya
a. Pola Produksi
Dalam usaha budidaya ikan laut pengaturan pola tanam perlu disesuaikan dengan ketersediaan seperti (benih, pakan) dan pengaruh dari musim serta ketersediaan pasar. Untuk itu dalam kegiatan budidaya ikan di laut setiap lokasi akan berbeda sesuai dengan kondisi setempat. Dalam pengaturan pola tanam yang berhubungan daya serap pasar alternatif pola tanam adalah setiap KK adalah melakukan penanaman pada 1 unit karamba jaring apung yang terdiri dari 4 buah jurungan dan penebaran benih dapat dilakukan selang 3 hari - 1 minggu setiap KK atau tergantung dari daya serap pasar.

b. Cara Penebaran Benih
Benih sebelum ditebarkan perlu diaklimasikan terlebih dulu, kemudian secara perlahan-lahan ditebarkan ke dalam wadah budidaya. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.

c. Cara Pemberian Pakan
Jenis pakan yang digunakan pada budidaya ikan beronang adalah pellet kering dengan jumlah sebanyak 2% dari berat badan ikan setiap hari. Frekuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari yaitu pagi, siang dan sore hari. Konversi pemberian pakan dengan menggunakan pellet biasanya 1 : 4 yang berarti untuk memperoleh berat ikan 1 kg dibutuhkan pellet sebanyak 4 kg.

d. Penanganan Hasil
Panen ikan beronang dilakukan setelah masa pemeliharaan 4 ~ 6 bulan setelah penebaran. Panen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
- Panen sebagian, dilakukan dengan cara memanen ikan yang telah berukuran tertentu tergantung kebutuhan pasar dengan menggunakan serok/lampit/alat angkap.
- Panen seluruhnya, dilakukan dengan cara memanen hasil budidaya sekaligus dengan cara menarik/mengangkat sebagian jaring ke arah suatu sudut sehingga akan terkumpul pada suatu tempat dan kemudian diambil dengan menggunakan serok/lambit/alat tangkap dengan berhati-hati agar ikan tidak mengalami luka/cacat. Panen sebaiknya dilakukan pada saat udara sejuk.

4) Manajemen Budidaya
Permasalahan yang sering ditemui pada pemeliharaan ikan di laut dengan jaring apung adalah pengotoran/penempelan oleh organisme penempel pada sarana yang digunakan seperti kerangka, rakit, kurungan apung dan pelampung. Penempelan organisme tersebut akan mengganggu pertukaran air dan menyebabkan kurungan bertambah berat. Untuk menanggulangi organisme penempel ini maka perlu dilakukan pembersihan terutama kurungan secara periodik paling sedikit 1 bulan sekali atau tergantung pada banyak sedikitnya organisme penempel. Sedangkan untuk pembersihan kurungan dilakukan dengan menyikat atau dengan menggunakan mesin semprot jaring.

5) Hama dan Penyakit
a. Hama
Hama yang sering mengganggu budidaya ikan beronang laut adalah berupa hewan/binatang atau pengganggu lainnya seperti burung dan lingsang. Hama dapat menyerang dan membuat kerusakan pada kurungan ikan. Penanggulangan hama dapat dilakukan dengan cara
menutup bagian atas kurungan dengan jaring serta memagar/melingkari kurungan. Selain itu gangguan karena pencurian oleh manusia perlu juga diwaspadai.

b. Penyakit dan Pencegahannya
Untuk mengetahui jenis penyakit dan cara pencegahannya diperlukan diagnosa gejala penyakit. Gejala penyakit untuk ikan yang dibudidayakan dapat dilihat/diamati dengan tanda-tanda sebagai berikut :
- Ada kelainan tingkah laku : salah satu atau beberapa ikan keluar dari kelompoknya dan cara berenangnya miring atau "driving" (ikan yang berada di permukaan langsung menuju dasar dengan cepat). Gejala demikian biasanya disebabkan oleh beberapa penyakit, antara lian : penyakit insang, penyakit sistem saraf otak, keracunan bahan kimia logam berat, dan kekurangan vitamin.
- Ikan tidak mau makan : perhatikan sudah berapa lama keadaan ini terjadi, penyebabnya adalah : penyakit diabetes (oxydized fatty), kelebihan mineral yang berasal dari pakan dan kebosanan yang terjadi karena persediaan pakan sedikit.
- Ada kelainan pada bentuk ikan : hal ini terjadi pada rangka ikan dan
permukaan tubuh ikan.
- Mata tidak normal : disebabkan oleh bakteri dan parasit tremotoda Giganea sp. Untuk organ tubuh bagian dalam gejala penyakit dapat terjadi pada :
Insang : Hilang beberapa bagian, disebabkan kekurangan darah dan keracunan, atau parasit yang berupa ciliata dan monogenik.
Otak : Terjadi pendarahan dan TBS, disebabkan oleh parasit Myxosporadia, Giganea sp, Streptococcus sp, dan Nocardia sp.
Jantung : Menjadi tebal dan membesar, disebabkan oleh bakteri klas Mycospradia, membran jantung membesar karena diserang
bakteri Streptococcud spp.
Hati : Membesar atau mengecil, warna hijau/kuning, disebabkan oleh perubahan kadar lemak (fatty change liver desease). Jamur yang berasal dari pakan yang terkontaminasi dapat menyebabkan hati mengalami pendarahan, keras, mudah pecah.
Lambung : Menjadi kembung, luka dan berlobang, disebabkan oleh parasit yang termasuk klas Cestoda.
Usus : Luka, pendarahan, keluar dari anus dan vibriosis, disebabkan oleh parasit dalam klas Nematoda, Trematoda, Cestoda dan Acanthocephala.
Limpa : Menjadi besar/kecil dan kekurangan darah, disebabkan oleh adanya penyakit di bagian lain.
Otot : Warna tidak jelas/putih, terjadi pendarahan, disebabkan oleh bakteri Nacordia sp atau serangan parasit Microsporidae.

c. Penanganan Ikan Sakit
Penanganan terhadap ikan sakit dapat dibagi atas dua langkah yaitu :
- Berdasarkan teknik budidaya :
Tindakan-tindakan yang dilakukan antara lain adalah :
* Menghentikan pemberian pakan pada ikan;
* Mengganti makanan dengan jenis lain;
* Mengkelompokkan ikan menjadi kelompok-kelompok yang kepadatannya/densitasnya rendah;
* Bila mungkin ikan-ikan dipanen, daripada menjadi wabah bagi ikan yang lain.
- Berdasarkan terapi kimia :
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah :
* Memeriksa kepekaan dari masing-masing obat yang akan digunakan;
* Memeriksa batas dosis yang aman untuk masing-masing obat agar tidak terjadi "over dosis";
* Menjaga agar obat tidak terkontaminasi oleh bakteri;
* Memperhatikan keterangan yang dikeluarkan oleh pabrik obat tersebut.

d. Cara Pemberian Obat
Cara pemberian obat yang akan digunakan dapat ditentukan sendiri dengan memperhatikan bentuk obat, jumlah ikan yang terkena penyakit, kondisi dan sarana yang dimiliki di lapangan (tempat budidaya). Ada beberapa cara pemberian obat yang dapat digunakan, yaitu :
- Ditenggelamkan dalam tempat budidaya;
- Disebarkan pada permukaan;
- Dicampurkan dalam pakan;
- Dengan cara injeksi.
Pada ikan beronang biasanya banyak kedapatan parasit jenis monogenetik trematoda pada bagian insangnya, parasit ini dapat
dilepaskan dengan mengunakan "dipterex" (organoposfat, sinonim : Dylox, Masoten, Neguvon) dengan dosis sebesar 30 ppm selama 8 - 16 m enit dan 50 ppm selama 4 - 5 menit. Percobaan ini hasilnya positif, dengan tingkat kematian ikan beronang sampai 0%.
Waktu dan dosis obat yang diberikan perlu diperhitungkan dengan hatihati agar tidak terjadi kelebihan dosis yang dapat mengakibatkan kematian pada ikan. Oleh karena itu perlu diketahui berapa jumlah dosis yang digunakan. Di bawah ini diberikan beberapa dosis yang mematikan terhadap beberapa jenis ikan beronang.

e. Pencegahan penyakit
Untuk mencegah agar ikan yang dibudidayakan tidak terkena penyakit dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
- Menjaga kebersihan tempat budidaya;
- Menjaga lingkungan/tidak tercemar oleh limbah industri dan bahanbahan kimia pertanian;
- Memeriksa jenis pakan yang akan diberikan dan hindarkan kontaminasi jamur;
- Lakukan vaksinasi bagi ikan yang sehat.

4. DAFTAR PUSTAKA
1) Dana Kusumah, E., 1985, Beberapa Aspek Biologi Ikan Beronang (Siganus spp) Workshop Budidaya Laut 28 Oktober - 1 Nopember 1985 di Lampung. 10 pp.
2) WASPADA, E, Hiroki, 1985. Percobaan Pemberian Pakan pada Pemeliharaan Benih Ikan Beronang, Workshop Budidaya Laut 28 Oktober - 1 Nopember. 68 - 73 p.
3) Marto Sewajo, S., Burhanudin, Djamali, P. Sianipar. 1981. Ikan Beronang. Biolobi , Potensi dan Pengelolaannya. LON - LIPI. 45 p.
4) Basyori, A., E. Dana Kusumah; Philip T. T, Pramu, S, Musthahal dan M. Isra. Budidaya Ikan Beronang (Siganus spp). Direktorat Jenderal Perikanan bekerjasama dengan IDRC, 39 p.
5) Informasi Teknologi, BBL.

5. SUMBER
Pedoman Teknis Budidaya Ikan Beronang, Direktorat Bina Produksi, Direktorat Jenderal Perikanan, Departemen Pertanian, Jakarta, 1997.

Disadur oleh : Tarwiyah