Sabtu, 29 Februari 2020

SEBUAH KISAH ADA HATI YG DIJAGA

    Malam ini ada yg aneh dengan Playlist Spotify ku, awalnya cuma denger sambil main game dan nunggu keponakan yg udah tidur. Sejak sore padahal Playlist tidak kurubah awalnya This is The Sigit, ya karena udah lama gk denger, eh malam dilanjut malah artisnya jadi shuffle, dari SO7, Ten2five, efek rumah kaca, killms, the panas dalam, dll yg entah kenapa inget kisah di gerbong kereta Singosari waktu pergi ke Jakarta. Aku bertemu dengan seorang wanita muda, iya wanita, bukan gadis karena beliau sudah bersuami dan meraka adalah pasutri pejuang LDR (long distance relationship) Iya LDr arti sebenar nya bukan yg main-main.. Hahaha.
    Aku naik kereta dari Kediri menuju Jakarta untuk acara main aja silaturahmi ke temen-temen di Jakarta, skip cerita sampai pertemuan ku dengan beliau. Awalnya kolom kami untuk 4 orang, sampai stasiun cirebon hanya ada 2 orang aku dan sebut saja namanya Dewi (Dia naik dari stasiun Madiun) kita duduk berhadapan tapi silang agar kaki kami bisa lebih leluasa. Sampai di stasiun Cirebon aku liat kayak nya bakal agak lama berhenti disini karena aku melihat petugas crew kereta mengisi air, jadi aku putus kan untuk keluar gerbong cari angin sambil... Tau lah apa yg bisa dilakukan, yo hisap rokok, padahal aku bukan lah seorang perokok tp entah kenapa setiap perjalanan naik kereta aku selalu membeli rokok dan menghisap bareng orang-orang di luar, semacam ingin membaur aja sebenarnya.
    Bunyi sirine kerata pertanda akan berangkat, dan kami semua yg diluar mulai mematikan rokok dan masuk ke gerbong masing - masing. Sebelum masuk ke kursi aku menuju toilet dulu untuk keperluan karena sudah jam 6 sore juga, kebetulan kursi ku tidak jauh dari toilet bangku yg dekat pintu. Beres dari toilet langsung kembali ke kursi setelah buka pintu gerbong agak kaget bercampur senang karena ada seorang wanita yg duduk di bangku sebelah ku, wanita yg cukup cantik, eh lebih dari cukup malah bisa dikatakan manis dan cantik, dia duduk berhadapan dengan mbak Dewi jadi Dia memilih duduk di bangku yg pinggir, akhirnya aku permisi dan duduk yg bagian deket jendela. Aku merasakan orangnya ramah tapi sedikit menjaga, kalau dalam istilahku dan temen-temen aura nya menarik tapi tidak untuk singgah.. Hahahaha. Setelah aku melanjutkan kegitanku dan lain-lain mungkin setelah 1 jam dari Cirebon akhirnya aku mulai bosan, akhirnya muncul lah niat untuk ngobrol dengan mbak yg di sebelah ku, tapi waktu aku lihat mbak nya lagi merem/memejamkan mata, ya akhirnya aku urungkan niat ku, Disaat yg bersama an akhirnya aku melihat cukup lama mbak itu memang cantik betul mbak itu, mbak nya bertubuh kurus seperti aku tidak terlalu tinggi memakai hijab dan kacamata dengan frame tipis, ok dan bagian jari tangan aku melihat ada cincin yg melingkar, setelah melihatnya cukup lama di otak ku mulai ada ide untuk bahan obrolan. Aku me lanjutkan membaca buku kira-kira sudah 30 menit an sambil aku lihat mbak nya udah beraktifat (mainan hp) terlihat dia membuka instagram. Buku sudah tidak ku baca tapi posisi masih terbuka dan ku pegang, padangan ku langsung tertuju pada Hp nya, bukan jenis Hp yg menjadi perhatian ku, lebih ke IG nya, di notification DM ada 500 lebih dan masih menyala yg ter indikasi pesan tidak dibukai, langsung spontan aku nyeletuk
"mbak selebgram ya"
Dia langsung menoleh dan menatapku tapi tetap diam ada sedikit kaget dalam tatapan matanya. Belum di jawab aku lanjut bertanya
"itu notif DM sampe 500 lebih gak dibuka"
Wajahnya tersenyum mendengarnya, dan benar dalam senyumnya seolah ada aura seorang wanita yg menjaga diri dari lawan jenis atau wanita yg sudah berkomitmen. Dan akhirnya mbak itu bersuara dan menjawab dengan wajah tersenyum
"ada hati yg di jaga mas"
Aku balas senyuman nya dan tanpa dasar aku langsung bertanya
"suaminya kerja di Jakarta mbak"
Langsung di jawab
"Iya mas, kok mas langsung tanya suami apa aku udah kelihat sudah menikah"
Langsung aku jawab dengan gerakan jari tangan ku menunjukan dari manis ku untuk mengisyaratkan sebuah cincin. Dan mbak nya menjawab
"oo.. Padahal gk semua yg bercincin udah menikah lo mas"
Aku jawab
"ya emang gk semua yg bercincin itu udah menikah, tapi aku melihat mbak seolah-olah aura nya mbak itu ada yg menjaga, menjaga dalam artikan bukan mistis lo mbak"
Seketika tanpa sadar aku jadi bingung ngapain aku jawab dengan kata aura nanti pasti dikira orang kayak gitu aku. Senyum mbak nya akhirnya agak melebar seperti menahan tertawa. Akhirnya dia pun bercerita kalo Dia memang sudah menikah, suaminya bekerja di Jakarta dan Dia bekerja di Cirebon (nama nya Mbak Rini) tiap jumat bergiliran saling pulang kadang suaminya yg pulang ke Cirebon kadang beliau yg ke Jakarta ke tempat suaminya. Berceritalah soal notification DM yg banyak tapi tidak di baca, jadi mereka saling berkomitmen untuk saling menjaga perasaan dan mbak Rini memilih dengan cara tidak membuka DM IG dari orang yg belum di kenal atau orang kenalan kalau tidak sedang dengan suaminya, jadi saat mereka bertemu baru beliau menunjukan DM IG ke suami dan di baca bersama. Suaminya sudah pernah bilang ke beliau dan tidak melang membuka DM IG dari orang lain karena takut nya suaminya itu urusan pekerja an, tapi Mbak Rini tetep memilih tidak membuka kalo sedang tidak bersama suami. Akhirnya aku menyela cerita dengan bertanya
"la yg DM kenalan emang banyak banget mbak, trus suaminya mbak gimana."
Kata mbak Rini, kita sudah berkomitmen dan suaminya sadar kalo punya istri cantik pasti ada aja yg godain (Dalam hati langsung inget cara pikir ku dulu, ternyata ada juga yg ber pikiran seperti itu) kalau waktu masih pacaran dulu ya sempet marah. Lanjut lah obrolan basabasi sok akbar biar tidak bosen selama di kereta dan aku malah sempet curhat masalah ku juga ke mbak rini dan beliau juga memberi masukan tentang dilemma hubungan ku.
     Mbak Rini sangat terlihat sebagai sosok yg bisa menjaga komitmen hubungan rumah tangga nya dan memang kalo Beliau yg bilang "ADA HATI YG DIJAGA' itu sangat lah pantas. Semoga untuk beliau dan keluarga selalu terhindar dari musibah dan sehat selalu.
    Aku sempet ijin untuk share obrol kita selama perjalanan dan Dia membolehkan karena aku merasa obrolan dan nasehatnya waktu itu sangat tepat dengan kondisi hubungan ku ditambah saran dari nya adalah dari sudut perempuan. Untuk nama Dia minta disamarkan dan aku iya kan. Ada moment yg menurut ku lucu, ketika beliau malah bertanya
"kamu gk tanya akun IG ku?"
Aku jawab
"enggak mbak cukup kita kenal selama perjalanan di kereta ini aja, sudah banyak banget wawasan yg mbak kasih ke aku. Lagian kalo aku follow IG nya nanti kalo DM baca nya hari sabtu dan minggu hahahaha"
Beliau juga ikut tertawa dan malah bilang
"kamu lo belum nikah gak apa DM ke banyak orang, pokok kalau tau orang nya udah nikah jangan di DM.. Hahah"
Makasih teman perjalan di kereta. Ini lah alasan aku lebih suka Kereta Ekonomi, selain karena faktor harga ahahhah, pasti ada banyak obrolan di perjalanan.
    Maaf kalo layout pengetikan tidak rapi, karena ini mencoba mengetik dengan keyboard + OTG

Senin, 10 Juni 2019

Tulisan Pertama Dengan Smartphone Android

Sadar bahwa aku pernah aktif memposting di blog walau kebanyakan posting di blog ku bukanlah tulisanku sendiri. Mengambil posting berita dari website dengan tema perikanan, sejenis itulah selama ini postingan ku yg terpublis. Mungkin karena dulu hanya mengejar eksistensi di lingkup kampus, dimana postingan bisa menjadi bahan referensi bagi mahasiswa lain dalam mengerjakan laporan. Bukan mahasiswa lagi sekarang dan setelah lulus website yg di buka jadi monoton, membuat lupa kalau punya blog yg dulu sempet membuat ku sedikit agak terkenal di lingkungan ku, setidaknya 50 mahasiswa kenal dengan ku karena postingan di blog ku.

Intro terlalu panjang sampai lupa kenapa buat tulisan kali ini, singkat saja karena menulis di blog dengan hp juga bisa dan tidak ribet seperti perkiraan ku. Tulisan kali ini aku berusaha pakai kalian panjang, mungkin ke depan akan sering menggunakan kalimat singkatan seperti mengetik di hp pada umum nya.

Blog ini mungkin akan ku arahkan ke tema baru, tidak bercerita tentang perikanan, mungkin sedikit kisah perjalanan hidup ku. Usia ku yg belum sampai 30 tahun semoga bisa memberikan cerita bagi yg membaca, ku buat secara acak tanpa urutan taun, karena juga mood mengisi blog pasti turun naik sering pekerjaan hari an ku. Terima kasih semoga bisa segera membuat tulisan di blog ini.

Rabu, 19 Desember 2012

Ikan Patin Raksasa Gemparkan Palembang

Seekor ikan patin (Pangasius hypothalmus) raksasa seberat 43 kg dengan panjang sekitar 1,3 meter berhasil ditangkap nelayan di Sungai Musi. Patin yang umurnya diperkirakan sekitar delapan tahun itu dijual pedagang ikan di Pasar Cinde seharga Rp 2,3 juta. Ukuran ikan itu memang ekstrabesar, hampir sama tinggi dengan anak usia lima tahun. Lebar tubuh mencapai 40 cm. Perutnya mengelembung berisi telur sekitar 3 kg. Warnanya putih dan belang hitam di bagian punggung, terasa kenyal saat dipegang. Dapat dibayangkan, untuk seokor patin ukuran 1 kg biasanya habis oleh tiga orang sekali makan. Berarti, ikan raksasa ini cukup untuk lauk makan 130 orang. Ikan tersebut tergolek di atas lapak milik Heri (43) dan adiknya, Fendi (40), pedagang ikan di Pasar Cinde, Jumat (31/10). Namun, karena tidak ada yang sanggup membelinya, dimasukkan ke dalam kardus ukuran televisi 21 inch berisi bongkahan batu es. Keduanya kesulitan mengangkatnya. Menurut Heri, selama lebih dari 20 tahun berdagang ikan di Pasar Cinde, baru kali ini ia mendapat ikan patin sungai seberat 43 kilogram. Ia mendapatkannya dari Yanto, seorang pengumpul ikan dari nelayan di kawasan Sungai Lais, sekitar pukul 08.00. Ikan patin itu masih hidup saat dibawa ke pasar. Awalnya Yanto menawarkannya kepada Zairul, pedagang ikan lainnya. Namun, Zairul tidak sanggup membelinya karena Yanto menetapkan harga Rp 40.000 per kg atau sekitar Rp 1,6 juta. "Kalau patin 30 kg itu biasa, kadang dapat kita. Namun, kalau sebesar anak SMP seperti ini baru luar biasa," kata Heri. Kehadiran ikan raksasa di lapak dua bersaudara ini sempat mengundang perhatian warga, bahkan sesama pedagang ikan pun sempat dibuat takjub. Memang ikan sebesar ini merupakan pemandangan yang tidak lazim. "Ikan sebesar ini bukan dimakan buaya, tapi dia yang makan buaya," kata seorang pria yang mengamati patin itu dari dekat. Sumiati (47), seorang pegawai yang belanja ikan di Cinde mengaku kaget melihat ikan itu. Seumur hidupnya baru kali ini ia melihat ikan patin sebesar itu. "Tidak kuat mengambilnya, apalagi makannya. Mungkin untuk sedekahan makan 100 orang, ikan itu dak bakal habis," katanya. Banyak warga yang mengambil gambar ikan raksasa itu menggunakan ponsel. Ada juga yang penasaran dan memencet tubuh ikan itu. Beberapa warga tertarik dan menanyakan harganya, tetapi urung karena Heri menyebut Rp 55.000 per kg. Heri menolak ikan itu dipotong-potong. Karena kemarin tidak ada yang sanggup membelinya, ikan itu akan dijual ke Pekanbaru. "Kami bakal dapat untung besar karena harga ikan ini bisa sampai Rp 55.000 per kilo," ujar Heri. Menurut dia, semakin besar ukuran ikan patin sungai, akan semakin mahal pula harganya. Harga ikan patin liar di bawah 5 kg dipatok Rp 40.000, tetapi kalau lebih, akan mencapai Rp 50.000- Rp 55.000 per kilo. Ikan patin sungai juga lebih mahal dari ikan patin tambak yang harganya berkisar Rp 30.000 per kilo. Heri dan Fendi mengakui, meski tidak ada yang sanggup membelinya, ikan itu mendatangkan keuntungan lain. Sejak pagi ikan yang dipajang itu seperti menarik pembeli untuk singgah dan membeli ikan jenis lain di lapaknya. Dihubungi terpisah, Yanto, pengumpul ikan yang menjual patin itu kepada Heri, mengatakan, patin raksasa seperti itu tergolong langka. Umurnya diperkirakan sekitar 7 atau 8 tahun. "Biasanya dagingnya lebih gurih dan gemuk. Cobalah kamu pasti merasakan bedanya, enak," katanya. (Aang/Wira) sumber : Sriwijaya Pos

KKP PERKUAT TIGA FAKTOR PENUNJANG DI DALAM INDUSTRIALISASI PERIKANAN TANGKAP

KKP NEWS|| Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Heryanto Marwoto mengatakan, setidaknya ada tiga faktor penunjang yang menjadi perhatian KKP sebagai mesin penggerak industrialisasi perikanan tangkap agar berjalan secara optimal. “ Ketiga fasilitas penunjang tersebut yakni, restrukturisasi armada perikanan tangkap, perbaikan pelayanan pelabuhan perikanan serta pangkalan pendaratan ikan (PPI),” jelas Marwoto di Jakarta, Sabtu (10/11). Menurut Marwoto, pengembangan sarana dan prasarana penunjang perikanan tangkap bertujuan untuk mendukung peningkatan produksi perikanan secara terpadu dan bersinergi dengan kegiatan penangkapan serta unit pengolahan di darat yang berorientasi pasar domestik dan luar negeri. “Sarana dan prasarana penunjang hal tersebut kita perlu siapkan secara baik agar dapat mengundang perhatian para investor untuk menanamkan investasinya di sektor perikanan tangkap yang berujung pada meningkatnya pertumbuhan perekonomian masyarakat perikanan,” jelasnya. Tercatat untuk pengadaan kapal berbobot mati 10-30 GT, KKP telah berhasil menyalurkan kapal Inka Mina di 13 Provinsi sebanyak 69 unit kapal. Sementara s/d bulan Oktober terhitung sebanyak 245 unit kapal yang berada di dalam tahap pembangunan yang berkisar 98 persen. Sedangkan untuk mereduksi penggunaan jatah subsisdi BBM KKP telah menyiapkan converter untuk penggunaan tabung gas elpiji biasa sebanyak 130 tabung gas di PPI Lekok Pasuruan dan PPI Muara Angke. Terkait perbaikan dan penataan system pengelolaan dan pelayanan pelabuhan perikanan, KKP melalui DJPT berupaya meningkatkan pelayanan terhadap BBM, air bersih, es, dan pelayanan kebutuhan dan kegiatan perikanan laiinya di 816 unit pelabuhan perikanan. Di samping itu, KKP berhasil mencatatkan peningkatan dalam pelayanan terpadu dan satu atap didalam Pelabuhan Perikanan dengan system dan entry data sertifikasi hasil tangkapan ikan (SHTI) secara terintegrasi meliputi, SHTI, Logbook server, perijinan, registrasi kp, RFMOs, dan VMS. Dari total 816 pelabuhan perikanan tersebut sebanyak 23 unit yakni 6 PPS, 14 PPN, 3 PPP dikelola oleh pusat. Sedangkan sisanya sebanyak 793 unit dikelola oleh daerah serta 2 unit dikembangkan oleh swasta. KKP terus melakukan langkah pembinaan dan pengaturan pengelolaan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI). Terhitung pada 2012, KKP telah menetapkan 26 lokasi sebagai tempat pendaratan ikan. PPI merupakan suatu wadah yang dapat menunjang pembangunan dan pengembangan ikan yang lebih baik. “ keberadaan PPI ini dapat menunjang masyarakat nelayan sehingga mereka mau mendaratkan ikan hasil tangkapan yang kemudian akan dilelang, sehingga para nelayan bisa memperoleh harga ikan yang wajar,” jelasnya. Selain fasilitas penunjang tersebut tersebut, marwoto menambahkan, perlu disiapkannya dukungan berupa regulasi yang berpihak kepada para pelaku usaha. “Dengan dukungan regulasi yang baik maka diharapkan dapat mendatangkan para investor untuk menanamkan investasinya di sektor perikanan,” tuturnya. Sementara untuk pengembangan industrialisasi Kawasan Timur Indonesia, Marwoto mengakui pengembangannya cenderung lebih spesifik, lantaran jumlah industri pengolahan yang bergerak di perikanan terbilang kurang memadai. Hal inilah yang menyebabkan membanjirnya hasil tangkapan ikan dari nelayan, karena masih terbatasnya pembeli. Beranjak dari hal tersebut KKP telah menyiasati dengan menyiapkan program Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) secara terintegrasi sehingga distribusi ikan ke sentra-sentra pasar di wilayah barat dapat berjalan. Kendati demikian menurutnya, SLIN secara terintegrasi tidaklah cukup, ia mengusulkan perlu dibangunnya sebuah infrastruktur penyangga berupa gudang penyimpanan ikan (buffer stock ikan) nasional. NELAYAN SEMAKIN DIPERHATIKAN KKP menaruh perhatian besar terhadap pengentasan kemiskinan di wilayah pesisir dan sentra-sentra perikanan. Hal ini ditandai dengan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP) Perikanan Tangkap. Terdapat sekitar 3700 Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang berhak menerima bantuan PUMP di 33 provinsi dan 288 kabupaten/kota. Adapun bantuan langsung yang sudah cair tercatat sebanyak 2.856 KUB. PUMP Perikanan Tangkap merupakan salah satu pola pembangunan perikanan tangkap untuk penanggulangan kemiskinan nelayan, meningkatkan daya saing dan nilai tambah yang diarahkan bagi pengembangan perikanan tangkap dengan berbasis perdesaan. “ PUMP bertujuan untuk mendorong peningkatan produksi, menumbuhkan wirausaha dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan di pedesaan,” jelasnya. Di sisi lain, sebanyak 208.068 kartu nelayan telah dibagikan di 33 provinsi. Kartu nelayan bermanfaat untuk mendata jumlah pasti nelayan, untuk memetakan jatah kiriman bahan bakar solar untuk nelayan serta bermanfaat untuk penyaluran bantuan alat tangkap maupun kapal. Sebagai informasi kartu nelayan sangat bermanfaat bagi nelayan, karena melalui kartu ini nelayan bisa mendapatkan subsisdi BBM, bantuan kesehatan serta bantuan social lainnya. Sementara untuk sertifikasi hak atas tanah bagi nelayan sampai dengan oktober 2012 sebanyak 3000 sertifikat dengan 15.470 bidang tanah pada 8 provinsi. Sumber : Pusat Data Statistik dan Informasi Kementerian Kelautan dan Perikanan Gedung Mina Bahari I lantai 3A JL. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat 10110 budidaya ikan