Selasa, 19 Juli 2011

7 (Tujuh) Alasan Melakukan Budidaya Kerapu

Kerapu yang dikenal dengan nama asingnya grouper ini merupakan ikan yang dapat dibudidayakan di dua tempat yaitu budidaya laut dan budidaya tambak. Namun perkembangan budidaya sangat baik jika dilakukan di perairan laut. Jika melihat produksinya, budidaya kerapu berkembang dengan baik. Produksi ikan kerapu selama tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu tahun 2008 sebesar 5.005 ton, tahun 2009 sebesar 8.791 ton dan tahun 2010 sebesar 10.301 ton.

Produksi ikan kerapu di Indonesia tersebar hampir di setiap provinsi di Indonesia. Produksi ikan kerapu untuk ukuran konsumsi, terbesar terletak di Provinsi Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Aceh dan Lampung. Produksi ikan kerapu dari budidaya pada dasarnya dapat lebih dikembangkan lagi. Hal ini jika melihat beberapa hal yang mendukung perkembangan budidaya kerapu tersebut baik factor dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Berikut ini antara lain beberapa hal-hal yang seharusnya budidaya ikan kerapu dapat berkembang lebih baik lagi, yaitu :

1. Budidaya laut di Indonesia salah satu sektor yang pertumbuhannya pesat
Selama ini pertumbuhan dan pertkembangan produksi budidaya laut lebih banyak dipengaruhi oleh produksi rumput lautnya terutama jenis Euchema cottonii. Namun apabila dilihat dari sisi nilainya maka tidak hanya rumput laut tapi komoditas lain pada budidaya rumput laut akan muncul. Salah satu komoditas yang memiliki nilai ekonomis cukup tinggi adalah ikan kerapu. Perkembangan ikan kerapu selama beberapa tahun belakangan cukup pesat. Pada tahun lalu, tahun 2010, produksi kerapu mencapai 10.397 ton.

2. Pemanfaatan lahan di laut untuk budidaya masih sangat kecil
Potensi budidaya laut di Indonesia merupakan yang terbesar dibandingkan dengan budidaya lainnya. Potensi budidaya laut di Indonesia mencapai total luas lahan sebesar 3.776.000 Ha, sementara lahan yang dimanfaatkan hanya sekitar 45.676 Ha atau sekitar 1,21 % tingkat pemanfaatannya.

3. Permintaan dunia cenderung meningkat (35.000 ton/th)
Salah alasan mengapa melakukan kegiatan budidaya kerapu adalah bahwa kerapu merupakan komditas ekspor yang sangat digemari. Permintaan akan ikan kerapu setiap tahunnya mengalami peningkatan. Permintaan akan komoditas kerapu mencapai 35.000 ton per tahunnya. Jika dibandingkan dengan produksi nasional Indonesia pada tahun 2010 dengan asumsi semuanya diekspor maka produksi kerapu nasional hanya memenuhi sekitar 30% permintaan pasar dunia.

4. Harga Kerapu yang tinggi (US$ 25 - US$ 125 )
Hampir seluruh komoditas budidaya laut merupakan komoditas ekspor yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Harganya dipasaran dunia sangat baik dibandingkan dengan ikan air tawar. Begitu pula dengan yang kerapu, harganya dipasaran dunia mencapai US$ 25 – US$ 125 dan Indoensia merupakan salah satu ekspotir ikan kerapu terbesar di dunia. Pemasaran ikan kerapu Indonesia tersebar di beberapa Negara, yaitu Jepang, Taiwan, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Brunei dan Filipina.

5. Tingkat keberhasilan perbenihan dan budidaya cenderung meningkat dan Teknologi sudah dikuasai.
Kerapu memiliki banyak jenisnya antara lain kerapu Tikus/bebek, Kerapu Macan, Kerapu Sunu, Kerapu Kertang, Kerapu lumpur dan lain-lain. Dari sekian banyak kerapu teknologi budidaya kerapu telah dikuasai, baik dari segi pembenihannya maupun pembesarannya dan sekarang telah berkembang ikan kerapu jenis baru, hasil persilangan antara beberapa jenis kerapu. Ikan kerapu hasil persilangan yaitu kerapu Cantang dan kerapu Cantik. Kerapu Cantang adalah kerapu hasil persilangan kerapu macan dan kerapu kertang sementara kerapu Cantik adalah kerapu hasil persilangan kerapu macan dan kerapu batik.

6. Berkembangnya pembenihan skala besar dan kecil/HSRT
Pembenihan ikan kerapu sekarang tidak lagi dilakukan dengan skala besar. Saat ini sudah banyak berkembang pembenihan ikan kerapu skala kecil dengan model HSRT atau Hatchery Skala Rumah Tangga. Pembenihan skala rumah tangga tersebar di 7 daerah, yaitu Lampung, Jawa Timur, Banten, Maluku, Bali, Jawa Tengah dan Sulawesi. Pembenihan dengan skala rumah tangga atau HSRT terlengkap ada di provinsi Jawa Timur mulai dari HSRT skala kecil, HSRT sepenggal dan HSRT lengkap.
Perkembangan pembenihan kerapu begitu menjanjikan hal ini didukung oleh mudahnya membuat tempat untuk membenihkan kerapu. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa tempat pembenihan kerapu mudah dilakukan, antara lain :
a) Sederhana, pengelolaan dari telur sampai ukuran 1 inci (sepenggal)
b) Wadah dan sarana sederhana dan standar minimal
c) Jumlah karyawan sedikit (2-4 orang)
d) Jumlah bak larva sedikit (4-6 bh)

7. Adanya Sentra pembenihan kerapu
Sentra pembenihan kerapu telah berkembang dibeberapa wilayah yang siap mensuplai kebutuhan akan benih kerapu untuk pembesaran. Sentra pembenihan kerapu di Indonesia terletak di Situbondo – Jawa Timur, Gondol – Bali, Lampung dan Ambon – Maluku. Kebutuhan akan benih kerapu yang selama ini masih mengandalkan benih .

sumber : http://www.perikanan-budidaya.kkp.go.id

Minggu, 03 Juli 2011

Definis Pitting Edema Dan Perbedaan Dari Non-Pitting Edema

Pitting edema dapat ditunjukan dengan menggunakan tekanan pada area yang membengkak dengan menekan kulit dengan jari tangan. Jika tekanan menyebabkan lekukan ang bertahan untuk beberapa waktu setelah pelepasan dari tekanan, edema dirujuk sebagai pitting edema. Segala bentuk dari tekanan, seperti dari karet kaos kaki, dapat menginduksi pitting (lekukan) dengan tipe edema ini.

Pada non-pitting edema, yang biasanya mempengaruhi tungkai-tungkai (legs) atau lengan-lengan, tekanan yang digunakan pada kulit tidak berakibat pada lekukan yang gigih. Non-pitting edema dapat terjadi pada penyakit-penyakit tertentu dari sistim lymphatic seperti lymphedema, dimana gangguan dari sirkulasi lymphatic yang mungkin terjadi setelah operasi mastectomy, lymph node, atau congenitally. Penyebab lain dari non-pitting edema dari legs disebut pretibial myxedema, yang adalah pembengkakan diatas tulang kering pada beberapa pasien-pasien dengan hyperthyroidism. Non-pitting edema dari legs adalah sulit untuk dirawat. Obat-obat diuretic umumnya tidak efektif, meskipun menaikan legs secara periodik sepanjang hari dan alat-alat penekan mungkin mengurangi pembengkakan.

Fokus dari sisa artikel ini adalah pada pitting edema, karena ia betul-betul adalah bentuk yang paling umum dari edema.


sumber : http://www.totalkesehatananda.com

Definisi Edema

Edema adalah pembengkakan yang dapat diamati dari akumulasi cairan dalam jaringan-jaringan tubuh. Edema paling umum terjadi pada feet (tungkai-tungkai) dan legs (kaki-kaki), dimana ia dirujuk sebagai peripheral edema. Pembengkakan adalah akibat dari akumulasi cairan yang berlebihan dibawah kulit dalam ruang-ruang didalam jaringan-jaringan. Semua jaringan-jaringan dari tubuh terbentuk dari sel-sel dan connective tissues (jaringan-jaringan penghubung) yang menjaga kesatuan dari sel-sel. Jaringan penghubung sekitar sel-sel dan pembuluh-pembuluh darah dikenal sebagai interstitium. Kebanyakan dari cairan-cairan tubuh yang ditemukan diluar sel-sel normalnya disimpan dalam dua ruang-ruang; pembuluh-pembuluh darah (sebagai bagian yang cair atau serum dari darah anda) dan ruang-ruang interstitial (tidak dalam sel-sel). Pada berbagai penyakit-penyakit, cairan yang berlebihan dapat berakumulasi dalam satu atau dua dari bagian-bagian ruangan (kompartemen) ini.

Organ tubuh mempunyai ruang-ruang interstitial dimana cairan dapat berakumulasi. Akumulasi cairan dalam ruang-ruang udara interstitial (alveoli) dalam paru-paru terjadi pada penyakit yang disebut pulmonary edema. Sebagai tambahan, kelebihan cairan adakalanya berkumpul dalam apa yang disebut ruang ketiga, yang termasuk rongga-ronga dalam perut (rongga perut atau peritoneal - disebut "ascites") atau di dada (rongga paru atau pleural - disebut "pleural effusion"). Anasarca merujuk pada akumulasi cairan yang parah yang tersebar luas dalam semua jaringan-jaringan dan rongga-rongga tubuh pada saat yang bersamaan.


sumber : http://www.totalkesehatananda.com