Selasa, 21 Juni 2011

NILAI STRATEGIS KABUPATEN PULAU MOROTAI part 2

Potensi Pengembangan Mariculture besar

Melihat besarnya potensi di Sektor Kelautan dan Perikanan Pulau Morotai, kalimat yang pantas untuk menggambarkan kondisi ini adalah bahwa pulau Morotai saat ini sebagai “Raksasa Tidur (The Sleeping Giant)” yang harus segera kita bangunkan. Ya,.. The Sleeping Giant julukan tersebut memang pantas disandang sebagai kiasan besarnya potensi sub sektor perikanan budidaya khususnya budidaya laut (mariculture) yang belum dimanfaatkan secara optimal. Betapa tidak, dari total potensi untuk pengembangan mariculture sebesar 6.639,7 ha tidak lebih dari 2 %-nya saja yang baru termanfaatkan dan itupun terkonsentrasi pada beberapa kawasan saja. Inilah yang menjadi peluang sekaligus tantangan ke-depan bagaiamana elemen bangsa ini berperan dalam memberikan kontribusi positif guna menggali dan memanfaatkan “Mutiara” yang terpendam di bibir Pasifik ini.

Karakteristik perairan pesisir dan laut pulau Morotai secara teknis sangat layak dan memungkinkan untuk pengembangan kegiatan budidaya laut , antara lain : Rumput laut, finfish (Ikan Kerapu, Kakap, Bawal Bintang dll), Crustacea (Lobster), kekerangan (tiram mutiara, kerang hijau). Wilayah yang potensial untuk kegiatan ini adalah daerah sekitar teluk di pulau-pulau kecil sekitar Pulau Morotai. Secara spasial kawasan potensial untuk pengembangan kegiatan usaha budidaya laut terbagi 9 (sembilan) zona namun dengan pertimbangan beberapa aspek pendukung, maka kawasan yang paling potensial untuk pengembangan budidaya laut ada sebanyak 6 (enam) zona/kawasan yang berada kawasan selatan dan barat daya Pulau Morotai antara lain :

Zona budidaya I meliputi Pulau zum-zum, Pulau Lunglung, Pulau Ruberube, Pulau Rukiruki dan Pulau Bobongono
Zona budidaya II meliputi Pulau Kokoya, Pulau Kolorai, Pulau Dodola Kecil dan Pulau Dodola Besar
Zona budidaya III meliputi Pulau Pelo, Pulau Galogalo Besar, Pulau Galogalo Kecil, Pulau Loleba Besar, dan Pulau Loleba Kecil
Zona budidaya IV meliputi Pulau Ngelengele Besar, Pulau Ngelengele kecil, dan Pulau Tuna (pulau Burung)
Zona budidaya V meliputi Dowongikokotu di selatan hingga Pulau Kacuwawa di utara
Zona budidaya VI meliputi Pesisir Wayabula, sejak Tanjung Wayabula hingga Pulau Kacuwawa

Total potensi pengembangan budidaya laut pada ke-enam zona tersebut mencapai 6639,7 Ha (Sumber : Penyusunan Master Plan Kawasan Transmigrasi Mandiri Terpadu Pulau Morotai, tahun 2006).


sumber : http://www.perikanan-budidaya.kkp.go.id