Rabu, 22 Juli 2009

Vitamin D bagi Manula

Para peneliti di Amsterdam, Belanda, menafsirkan hu-bungan antara tingkat vitamin D dalam darah dan performa fisik dari sebuah kelompok yang terdiri dari 1.234 pria dan wanita berusia 65 tahun atau lebih. Para peneliti bukan hanya mengukur performa fisiknya tetapi juga kemungkinan penurunan performa tersebut selama kurun waktu 3 tahun.

Dalam analisis yang dilakukan, para peneliti memban-dingkan hasil yang dicapai individu dengan tingkat vitamin D kurang dari 10 ng/ml (nanogram per milliliter darah) dan 10-20 ng/ml dengan mereka yang mempunyai tingkat vitamin D lebih tinggi dari 30 ng/ml.

Para peneliti menemukan bahwa orang yang memiliki tingkat vitamin D rendah (kurang dari 10 dan 10-20 ng/ml) performa fisiknya juga lebih rendah bila dibandingkan de-ngan yang tingkat vitamin D-nya lebih dari 30 ng/ml. Hasil studi dari kenyataan ini mungkin juga dipengaruhi faktor-faktor lain seperti prosentase penyakit kronis, berat badan dan konsumsi alkohol. Faktor-faktor ini diperhitungkan dalam analisis sebagai upaya untuk memisahkan tingkat vitamin D sebagai satu-satunya variabel yang berarti.

Dengan demikian, mereka menemukan bahwa orang yang tingkat vitamin D-nya rendah memiliki resiko penurunan fungsi fisik dua kali lipat dibanding orang yang tingkat vitamin D-nya lebih tinggi selama 3 tahun periode studi yang dilakukan. Penyaji hasil studi ini menyimpulkan bahwa tingkat darah dengan vitamin D kurang dari 20 ng/ml berkaitan dengan performa fisik yang kurang (sehat) dan performa tersebut lebih rendah lagi pada kaum manula baik pria maupun wanita.

Hasil studi ini juga menambahkan bahwa pertumbuhan fisik berkaitan erat dengan vitamin D dan peningkatan kesehatan, termasuk orang yang lanjut usia. Saya berharap ini suatu kenyataan yang tak terbantahkan. Akhirnya, sinar matahari sebagai sumber utama vitamin D bagi tubuh adalah sehat dan tidah memerlukan dana. Saya heran jika salah satu sebab mengapa hasil penelitian ini kurang memperoleh perhatian hanya karena disini uang tidak dibicarakan.
Dr. John Briffa adalah seorang dokter, pengarang dan penulis kesehatan di London yang memiliki interest di bidang nutrisi dan pengobatan alami.