Kadar  oksigen  terlarut  (dissolved  oxygen,  DO)  dapat  dijadikan  ukuran untuk menentukan mutu  air. Kehidupan  di  air  dapat  bertahan  jika  ada  oksigen terlarut  minimum  sebanyak  5  mg  oksigen  setiap  liter  air  (5  ppm).  Selebihnya  bergantung  kepada  ketahanan  organisme,  derajat  aktivitasnya,  kehadiran  pencemar, suhu air dan sebagainya. Oksigen  terlarut  merupakan  faktor  pembatas  bagi  kehidupan  organisme. 
Perubahan konsentrasi oksigen terlaurut dapat menimbulkan efek langsung yang berakibat  pada  kematian  organisme  perairan. Sedangkan  pengaruh  yang  tidak 
langsung adalah meningkatkan  toksisitas bahan pencemar  yang pada akhirnya dapat membahayakan  organisme itu sendiri. Hal ini disebabkan karena oksigen 
terlarut digunakan untuk proses metabolisme dalam tubuh dan berkembang biak (Romimuhtarto, 1991). 
Selanjutnya  Goldman  dan  Horne  (1983),  menyatakan  bahwa  oksigen terlarut  dalam  ekosistem  perairan  sangat  penting  untuk mendukung  eksistensi 
organisme  dan  proses-proses  yang  terjadi  didalamnya.  Hal  ini  terlihat  dari peranan  oksigen  selain  digunakan  untuk  aktifitas  respirasi  organisme  air  juga organisme  dekomposer  dalam  proses  dekomposisi  bahan  organik  dalam perairan. Respirasi  di  perairan  memerlukan  oksigen  dari  dalam  air  dan menghilangkan  limbah  karbon  dioksida.  Insang  adalah  tempat  pertukaran  gas terjadi pada  sebagian besar  jenis  ikan, meskipun ada  juga beberapa  jenis  ikan yang  bernafas  melalui  kulit.  Biasanya  laju  konsumsi  oksigen  dapat  digunakan untuk mengukur intensitas metabolismenya. Laju ini dipengaruhi oleh ukuran ikan dan karakteristik air seperti suhu dan kandungan CO2 (Reddy, 1993). 
 
Oksigen  dapat  merupakan  faktor  pembatas  dalam  penentuan  kehadiran makhluk hidup di dalam air. Penentuan oksigen  terlarut harus dilakukan berkali 
kali di berbagai lokasi dengan tingkat kedalaman yang berbeda pada waktu yang tidak sama (Sastrawijaya, 2000). Oksigen  terlarut merupakan parameter penting bagi  sistem  kimia  air  laut maupun  proses  biologi  perairan  laut.   Hal  ini  karena oksigen  diperlukan  dalam  proses  mineralisasi/dekomposisi  bakteri  dalam menguraikan  bahan  organik.  Penurunan  oksigen  terlarut  juga  akan mempengaruhi  kehidupan  organisme  melalui  proses  respirasi,  dan  reaksi oksidasi reduksi terhadap senyawa-senyawa kimia dalam air laut.